TANJUNG REDEB – Sampah makanan menjadi masalah tersendiri pada bulan suci Ramadan ini. Tumpukan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) diklaim meningkat hingga pekan kedua Ramadan, yang didominasi sampah rumah tangga berupa makanan.
Kondisi ini diungkapkan Plt Kabid Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Penanganan Limbah B3 DLHK Berau, Irwadi Ahmadi Siregar. Kepada berauterkini.co.id, dia mengungkapkan peningkatan secara akumulasi nampak di TPA Bujangga dengan jumlah berat bertambah sekitar 5 hingga 10 persen dari biasanya seberat 15 ton per hari.
Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, sebab banyak sampah makanan yang tidak dikonsumsi alias masih utuh saat berada di TPA Bujangga. Warga cenderung membuang makanan yang tidak habis dimakan saat berbuka puasa maupun makan berat usai salat tarawih.
“Ini tentu jadi masalah, makanan dibuang-buang, mubazir,” tegas Irwadi, kepada berauterkini.co.id, Jumat (14/3/2025).
Jenis sampah pun beragam dan tidak dipilah saat dibuang ke TPS. Mulai dari sampah makanan, plastik, botol minuman, dan jenis sampah lainnya yang sulit terdaur ulang.
Pemborosan belanja makanan saat safari takjil di beberapa titik di Tanjung Redeb dianggap bertentangan dengan niat ibadah umat muslim pada bulan suci ini. Membuang-buang makanan tentu dilarang dalam agama, ditambah dengan sifat boros yang juga tidak sesuai dengan syariat agama.
“Ini tentu bertentangan, kan niatnya ibadah, malah buang-buang makanan, tidak juga disumbangkan ke orang yang membutuhkan,” tuturnya.
Mengenai sampah plastik, Irwadi mengutarakan, ada baiknya saat berbelanja warga menggunakan kantong yang tidak sekali pakai, yang dapat digunakan kembali hingga berkali-kali. Pun lebih mengedepankan penggunaan botol isi ulang yang dianggap lebih ramah lingkungan.
“Kalau beli minuman, bisa diisi di tumbler, atau diisi di ceret yang bisa dibawa jalan,” pesannya.
Demi menekan peningkatan angka sampah, dia menyarankan warga dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Tips Berbuka di Rumah:
- Buat daftar bahan makanan dan minuman yang akan dibeli agar tidak berlebihan dan dapat dihabiskan.
- Pilih bahan makanan dan minuman yang tidak dikemas dalam kemasan sekali pakai.
- Bawa wadah/kemasan guna ulang sendiri jika akan membeli makanan dan minuman siap saji, untuk menghindari kemasan sekali pakai.
- Simpan dengan baik bahan makanan dan minuman yang tersisa supaya bisa digunakan/dikonsumsi kembali.
- Mengajak orang-orang sekitar untuk menerapkan hal serupa (poin 1, 2, 3, 4) sehingga dapat menjalankan ibadah puasa tanpa menghasilkan sampah sisa makanan atau kemasan sekali pakai.
Tips bagi Penyedia Buka Puasa di Rumah Ibadah, Masjid hingga Surau:
- Tidak menyajikan makanan dan minuman dengan kemasan plastik sekali pakai (bisa menggunakan besek atau wadah guna ulang lainnya).
- Menyediakan air mineral dalam bentuk dispenser atau galon guna ulang.
- Menyediakan wadah guna ulang atau alat makan guna ulang yang dapat dipinjam dan dikembalikan oleh jamaah masjid.
- Menghimbau jamaah masjid untuk membawa wadah guna ulang.
- Menyediakan tempat penyimpanan/drop point wadah kotor.
- Menyediakan tempat pencucian sementara/bilas untuk membilas wadah guna ulang yang sudah digunakan agar dapat digunakan kembali selama berada di area masjid.
- Menyediakan tempat sampah terpilah.
- Meminta Imam untuk berbicara mengenai masalah lingkungan dan mencontohkan penggunaan solusi guna ulang dalam materi kultum.
Tips bagi Donatur atau Penderma untuk Berbuka Puasa:
- Meminta izin terlebih dahulu kepada pengurus masjid untuk menghindari kelebihan donatur di hari yang sama.
- Menginformasikan kepada pengurus masjid mengenai jenis makanan dan minuman yang akan didonasikan, untuk menghindari jenis makanan dan minuman yang sama.
- Bertanya mengenai kapasitas/jumlah orang yang biasa berbuka di masjid kepada pengurus masjid untuk menghindari makanan dan minuman berlebih.
- Tidak menyajikan makanan dan minuman dengan kemasan plastik sekali pakai (bisa menggunakan besek atau wadah guna ulang).
- Dapat memberikan sajian berbuka puasa dalam bentuk prasmanan di masjid.
• 6. Dapat memberikan sajian berbuka puasa dalam bentuk kemasan atau wadah guna ulang dengan berkoordinasi bersama pihak masjid. (*)