TANJUNG REDEB – Minimnya penerangan di Alun-Alun Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, dikeluhkan warga. Kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan pengunjung, tetapi juga dimanfaatkan oleh sejumlah anak muda untuk mabuk-mabukan di malam hari.
Lampu-lampu taman yang rusak membuat suasana semakin gelap, sehingga aktivitas negatif kerap terjadi tanpa pengawasan.
Alun-Alun Teluk Bayur sendiri merupakan salah satu ruang terbuka yang menjadi tempat favorit warga untuk bersantai. Pada sore hingga malam hari, taman ini ramai dikunjungi keluarga dan anak muda.
Keberadaan wahana permainan odong-odong serta pedagang makanan seperti pentol bakar dan pentol kuah menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Namun, beberapa titik lampu penerangan di taman tersebut mengalami kerusakan akibat kaca yang pecah, menyebabkan area tersebut remang-remang di malam hari.
Kondisi ruang terbuka yang minim penerangan tersebut pun dimanfaatkan oleh sekelompok pemuda untuk mengonsumsi minuman keras.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa dirinya sering melihat sekelompok anak muda mabuk-mabukan di taman saat malam semakin larut.
“Biasanya ada saja yang minum-minum di situ. Saya juga tidak tahu mereka dari mana,” ungkapnya, Minggu (16/03/2025).
Diketahui, ada lima hingga enam titik lampu taman yang mati. Setiap tiang memiliki dua sisi penerangan, yakni sisi kanan untuk jalan dan sisi kiri untuk menerangi area taman serta bangku tempat duduk pengunjung.
Pada pukul 19.00-22.00 WITA, taman masih ramai oleh pengunjung yang mayoritas datang bersama keluarga. Namun, setelah pukul 23.00 WITA, suasana mulai sepi dan saat itulah sejumlah pemuda sering memanfaatkan lokasi untuk mabuk-mabukan hingga dini hari, sekitar pukul 02.00 WITA.
“Pernah satu kali kejadian, ada anak-anak mabuk membawa helm. Ada juga yang perempuan. Mereka berteriak-teriak, sudah disuruh pulang tapi tidak mau. Sampai pagi pun mereka masih di situ, tidur di taman,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak mengenali wajah para pemuda tersebut dan tidak mengetahui asal mereka.
“Saya tidak pernah lihat wajahnya. Kalau anak-anak Teluk, saya kenal wajah mereka yang sering nongkrong di taman,” tegasnya. (*)