TANJUNG REDEB – Meski turun 2 kursi, Partai Golongan Karya (Golkar) tetap mempertahankan Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau. Sementara, Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah (DPD) II Golkar Berau, Syarifatul Syadiah, menyebut evaluasi pasti ada.

Kehilangan 2 kursi dari Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (Pileg) 2019 lalu di Kabupaten Berau, namun Golkar Berau tidak kehilangan banyak suara.

Untuk diketahui, di Pileg 2019, Golkar meraih 6 kursi dari 4 Daerah Pemilihan (Dapil), yakni dapil 1 dan dapil 3. Sementara di Pileg 2024, Golkar hanya meraih 4 kursi dengan perolehan suara sebanyak 19.377.

Sekretaris DPD II Golkar Berau, Syarifatul Syadiah, mengatakan secara keseluruhan ada peningkatan suara dari setiap figur, tidak ada suara stagnan.

“Hanya saja, karena kursi kedua dibagi menjadi tiga, sehingga cukup berat untuk kami meraih dua kursi di setiap dapil. Sementara, kompetitor kami juga memiliki perolehan suara cukup besar,” terangnya.

Namun dirinya tetap mengapresiasi seluruh kader Golkar yang bertarung di Pileg kali ini. Yang mana semua calon, berusaha semaksimal mungkin merih suara sebanyak-banyaknya untuk kemenangan Golkar.

“Terimakasih kepada teman-teman yang telah berjuang. Kami melihat perolehan suara mereka meningkat dari sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Syari – panggilan kental Syarifatul Syadiah, cukup berbeda dari Pileg tahun 2019 lalu. Yang mana ketika ada nomor urut 2 yang meraih lebih dari 1.500 suara masih bisa mendapatkan kursi kedua setelah dibagi tiga.

“Sekarang itu sudah tidak bisa. Itu tadi, karena perolehan suara para kompetitor itu luar biasa. Rata-rata 2 ribu,” katanya.

Dengan persaingan yang cukup sengit itu, cukup banyak incumbent berguguran, karena kalah suara dengan pendatang baru.

Padahal, para incumbent itu, kata Syari, apabila melihat ketokohannya di Kabupaten Berau memiliki peluang besar untuk kembali terpilih menjadi anggota DPRD Berau.

“Tapi, apapun itu sudah menjadi bagian evaluasi untuk partai kami. Itu juga sudah terjadi dan itu tetap kami bersyukur. Karena posisi Wakil Ketua I masih tetap ada di Golkar,” jelasnya.

Meskipun Golkar kehilangan dua kursi di Pileg tahun 2024 ini, namun secara perolehan suara hanya beda tipis, yakni hanya kurang lebih 300 suara saja.

Hilangnya suara Golkar tidak bisa dipungkiri, lantaran Syari yang mendapat mandat mencalonkan diri ke Dapil VI, DPRD Kaltim. Hal ini turut menjadi salah satu penyebab hilangnya suara Golkar di Dapil 1 Berau.

“Perginya saya ke Dapil VI, ternyata ada pengaruhnya juga. Walaupun, ibu Ratna (Incumbent Dapil I) maksimal, tapi yang lainnya belum. Sehingga, tidak bisa mendapatkan dua kursi seperti pemilu lalu,” terangnya.

Namun begitu, sebenarnya tidak hanya Golkar saja yang kursinya berkurang, Nasdem sebagai partai pemenang di Pileg 2019 lalu juga berkurang. Meskipun jumlah kursi Nasdem masih lebih unggul 1 di DPRD Berau.

Ada juga sebaliknya. Yang mana, ada parpol yang sebelumnya mendapat kursi sedikit, kini bertambah. Menurut Syari, itulah politik yang penuh dengan dinamika.

“Politik ini tidak bisa dihitung secara matematika. Kita sudah berupaya keras untuk mendapatkan hasil terbaik, ternyata hasilnya sedikit berbeda,” jelasnya.

Dikatakan, sebenarnya Golkar memiliki target 7 kursi atau setidaknya masih bisa mempertahankan 6 kursi di DPRD.

“Tapi apapun hasilnya, itu sudah resiko. Kami, Insya Allah akan melakukan evaluasi ke depannya,” pungkasnya. (*)

Reporter : Hendra Irawan

Editor : s4h