Reporter : Sulaiman
|
Editor : Fathur

TANJUNG REDEB – Penataan aktivitas olahraga pagi di tepian Jalan Ahmad Yani membutuhkan langkah strategis oleh pemerintah, khususnya saat akhir pekan ketika car free day (CFD) menjadi rutinitas yang kian menarik perhatian masyarakat.

Jika dibiarkan, keresahan akan tak ada lagi kesan olahraga bisa terkikis. Banyak warga yang awalnya terbiasa hidup sehat harus kehilangan kesempatan karena padatnya kegiatan lain di luar aktivitas olahraga.

Keresahan itu diutarakan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Berau, Taupan Madjid, saat bertemu dengan awak berauterkini.co.id, Minggu (12/1/2025) pagi.

Taupan mengungkapkan bahwa aktivitas olahraga harus menjadi kegiatan prioritas yang dilakukan masyarakat saat mengikuti CFD setiap akhir pekan.

“Prioritas tetap harus olahraga, kan di sini banyak orang yang mau senam-senam atau lari,” katanya.

Dibutuhkan langkah strategis karena saat ini tepian bukan hanya dijadikan untuk olahraga, tetapi juga kegiatan UMKM yang menjajakan kuliner turut meramaikan CFD tersebut.

Bukan tidak boleh, namun keberadaan para pelaku UMKM di posisi tengah dari jalur sepanjang satu kilometer lebih itu dianggap menghilangkan kesan olahraga.

Kendati ia juga setuju bahwa keramaian merupakan kesempatan baik untuk para pelaku UMKM menjajakan dagangannya.

“Dilematis memang, tapi tujuan olahraganya jangan sampai hilang,” ujarnya.

Ia mencontohkan CFD di Jakarta, di mana CFD di Bundaran HI hanya dipadati oleh orang yang ingin berolahraga di tengah kota, namun dapat berdampingan dengan para pelaku UMKM.

Hanya saja, di Jakarta lebih tertata. Pelapak ditempatkan di lokasi khusus yang memang disediakan oleh pemerintah untuk berjualan.

“Bukan tidak boleh loh ya. Tapi harus ditata,” tegasnya.

Selain aktivitas pasar tumpah, ia juga mengkritik keberadaan kendaraan yang tidak tertata. Akibatnya, banyak kendaraan masih tampak di sekitar lokasi CFD.

Menurutnya, kendaraan tersebut seharusnya berada di lapis dua kawasan tepian. Para warga seharusnya mau berjalan kaki dari lapis dua kawasan tepian.

Sehingga yang memadati kawasan tepian adalah orang yang hendak berolahraga, dengan segala jenis olahraga yang dilakukan tergantung dari kegemaran.

“Kalau yang kita lihat, kendaraan masih bersisian dengan orang yang olahraga. Harusnya itu di belakang, Jalan Niaga I,” terangnya.

Soal pelapak, ia menyarankan agar dapat digeser ke sisi ujung tepian, baik di Jalan Yos Sudarso atau di Jalan Pangeran Antasari.

Menurutnya, itu akan lebih baik ketimbang dibiarkan berjualan di tengah-tengah orang yang sedang berolahraga.

“Ini saran. Bila dilakukan akan berdampak baik bagi usaha menumbuhkan kegemaran berolahraga warga Berau,” katanya. (*)