BERAU TERKINI – Sektor perkebunan kelapa sawit memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten Berau.
Namun, hal itu juga memiliki dampak negatif dengan semakin meningkatnya alih fungsi lahan dari sektor pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit.
Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami, menjelaskan, saat ini, jumlah lahan pertanian di Bumi Batiwakkal terus tergerus.
Menurutnya, hal ini akan memberikan dampak pada ketersediaan komoditas pangan.
Apalagi, hingga kini Berau menjadi salah satu daerah yang pemenuhan kebutuhan pangannya masih bergantung pada pasokan dari daerah lain.
“Sekarang hampir semuanya kita ditopang dari daerah lain. Beras saja kita bergantung pada kiriman dari Sulawesi atau Jawa,” jelas Sutami.
Dia pun meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar segera menemukan solusi untuk meningkatkan produksi pangan di tengah lajunya perluasan perkebunan kelapa sawit.
Sutami menyebut, sampai saat ini, hanya tersisa tiga daerah di Berau yang menjadi sentra produksi hasil pertanian, khususnya beras, yakni Buyung Buyung, Labanan, dan Merancang.
“Itu pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Berau. Makanya masih harus menunggu kiriman dari luar daerah,” tegasnya.
Sutami mendesak Pemkab Berau bisa terus melakukan peningkatan ketahanan pangan dan menjadikan persoalan tersebut sebagai prioritas untuk diselesaikan.
Dia menanti langkah konkret dari pemerintah Berau untuk bisa memastikan masa depan ketahanan pangan Bumi Batiwakkal.
“Soal isu pangan ini kita tidak bisa menutup mata. Kita harus bisa memberi kepastian kepada masyarakat soal ketersediaan pangan di Berau,” pungkasnya. (*/Adv)

