TANJUNG REDEB – Seorang warga Kelurahan Gunung Tabur diduga disergap buaya saat memandikan ayam di tepi sungai, Jumat (21/3/2025). Akibat serangan itu, tangan kiri korban mengalami luka koyak akibat gigitan predator.

Kejadian ini pun mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Lurah Gunung Tabur, Ahmad Rizal, mengatakan korban yang terluka langsung dilarikan ke puskesmas terdekat.

“Informasinya yang menyerang buaya. Korban mengalami luka di tangan kiri dan langsung dibawa ke puskesmas untuk pengobatan,” katanya.

Menurut Ahmad Rizal, keberadaan buaya di kawasan permukiman, khususnya di sekitar tepian Kelurahan Gunung Tabur, harus menjadi perhatian serius. Apalagi, hewan liar tersebut kini sudah menimbulkan korban.

“Kejadian ini harus diseriusi dan penanganan cepat. Pengawasannya harus dilakukan lebih ketat terhadap buaya-buaya yang kerap muncul di sekitar areal permukiman,” ujarnya.

Ia menegaskan, buaya adalah predator yang sangat mengancam keselamatan jiwa. Namun di sisi lain, status buaya sebagai satwa yang dilindungi menimbulkan dilema bagi masyarakat.

Insiden ini dinilai sebagai bukti bahwa konflik antara manusia dan buaya semakin meningkat. Menurutnya, keberadaan buaya di sekitar permukiman bisa saja disebabkan oleh rusaknya habitat alami akibat aktivitas manusia.

“Atau bahkan perkembangannya yang semakin meningkat sehingga harus mencari makanan di sekitar areal permukiman,” jelasnya.

Ia pun berharap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim wilayah Berau dapat mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan ini. Mulai dari peningkatan patroli, edukasi kepada masyarakat, hingga evakuasi atau relokasi terhadap buaya yang dianggap membahayakan.

“Pengawasan yang lebih ketat tidak hanya bertujuan untuk melindungi warga dari serangan buaya, tetapi juga memastikan kelangsungan hidup satwa liar di habitat aslinya,” katanya.

Ahmad Rizal menambahkan, kerja sama antara BKSDA, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua pihak.

Langkah-langkah pencegahan dan penanganan cepat dari pihak berwenang sangat diperlukan demi menjaga keseimbangan antara konservasi satwa dan keselamatan warga.

“Harapannya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (/)