TANJUNG REDEB – Direktur PT Indo Pusaka Berau (IPB), Aan Wibowo, memberikan klarifikasi terkait krisis listrik yang melanda Kabupaten Berau dalam beberapa bulan terakhir.
Ia menegaskan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU Lati), yang dikelola oleh PT IPB, berfungsi normal dan terus menyuplai daya listrik ke PT PLN UP3 Berau.
Aan menjelaskan bahwa saat ini, PLTU Lati menyuplai daya sebesar 17,5 MW kepada PLN, dengan 75 persen dari kapasitasnya, setara 13 MW, disalurkan setiap harinya.
“Tiga unit mesin pembangkit di PLTU Lati berfungsi dengan baik,” ungkapnya kepada Berauterkini.co.id
Menurut Aan, PT PLN UP3 Berau mengelola daya dari lima pembangkit, termasuk PLTU Lati, dan total daya yang dikelola mencapai 41 MW dengan beban puncak 39 MW.
Ia menambahkan bahwa, pemadaman listrik (byarpet) saat ini diindikasikan akibat pemeliharaan pada beberapa pembangkit lain, bukan karena PLTU Lati.
“Suplai daya yang besar ke PLN adalah bagian dari komitmen kami untuk membantu mengatasi defisit daya di Berau,” jelas Aan.
Ia juga menyebut, untuk memaksimalkan penyalaan listrik di Berau, PT IPB sering kali harus menghentikan distribusi daya ke wilayah usaha (wilus) mereka.
Iapun mengingatkan bahwa PLN tidak hanya mengandalkan PT IPB sebagai sumber daya.
“PT IPB menyuplai 25 persen dari total daya yang dikelola PLN,” tegasnya.
Sementara itu, Aan mengakui bahwa PT IPB juga melakukan pemeliharaan pada pembangkit, yang biasanya memakan waktu satu hingga dua hari.
“Setelah perawatan, listrik akan kembali tersalur normal,” ujarnya.
Aan meminta semua pihak untuk tidak mengaitkan masalah kelistrikan dengan isu politik saat ini, dan menegaskan bahwa pengelolaan listrik sepenuhnya menjadi tanggung jawab PLN, meskipun setiap pembangkit melakukan perawatan masing-masing.
Dalam rencana bisnis jangka panjang, Aan menerangkan jika PT IPB berpotensi menambah mesin pembangkit jika kondisi keuangan perusahaan mendukung.
“Tentu ini memerlukan waktu yang cukup panjang untuk direalisasikan,” tuturnya.
Sebelumnya, Manager PLN UP3 Berau, Rizki Rhamdan Yusup, menjelaskan bahwa pemeliharaan pembangkit adalah agenda rutin yang sudah dijadwalkan sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Ia menekankan bahwa kondisi krisis listrik tidak ada kaitannya dengan politik.
PLN juga telah melakukan optimalisasi pengiriman daya dari Tanjung Selor ke Tanjung Redeb, meningkatkan kapasitas dari 2 MW menjadi 5 MW, serta sedang mempercepat penambahan kapasitas mesin pembangkit sebesar 4 MW.
Selain itu, PLN berupaya menyelesaikan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Maloy-Talisayan-Tanjung Redeb, yang diharapkan rampung pada 2025.(*)