TANJUNG REDEB – Pengiriman logistik jadi terhambat, kelapa sawit petani yang terlambat sampai ke pabrik, hingga kecelakaan, adalah beberapa masalah yang terjadi belakangan ini akibat jalan rusak di Bukit Makmur, Jalan Poros Lababan-Segah.
Baru-baru ini, jagat maya diramaikan dengan rekaman video netizen yang memperlihatkan truk terbalik saat hendak melintasi jalan rusak tersebut. Video tersebut dapat dilihat di unggahan Instagram @berauterkini.
Bahkan, saking kesalnya warga menanam pohon pisang di tengah jalan. Menuliskan kata-kata bernada protes ‘Segah Anak Tiri, Bupati dan DPRD Buta dan Tuli’.
Menurut penuturan salah satu warga yang tinggal di Segah, Kampung Harapan Jaya, Juhaina, mengaku takut untuk bepergian lewat jalan tersebut lantaran berpotensi mengalami kecelakaan tunggal.
Padahal, setiap dua pekan sekali ia harus menengok anaknya yang sedang menempuh pendidikan di salah satu pesantren di Tanjung Redeb.
“Cuaca juga buruk, jalan licin dan becek. Takut kita turun,” tulis dia kepada awak media ini.
Ia mengaku, di setiap WhatsApp Grup warga Segah yang ia masuki, kerap melayangkan protes serupa. Meminta para pejabat dapat memberikan perhatian kepada warga.
Ia menegaskan, jalan tersebut merupakan akses paling dekat untuk dilintasi menuju pusat kota. Ketimbang harus mutar melewati jalan yang saat ini masih tanah kuning.
“Lewat luar jalan juga licin, mau lewat dalam jalannya rusak,” terang dia.
Ia mewakili warga di kampung Segah, meminta kepada pemerintah untuk segera membangun jalan tersebut. Agar warga di pedalaman tak terisolir lantaran logistik sukar masuk ke kampung.
“Itu juga jalan yang dipakai untuk masuk antar barang ke kampung,” ujarnya.
Merespons protes itu, Kabid Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, Junaidi, menyampaikan dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan penambalan jalan yang berlubang di sepanjang jalan poros tersebut.
PU tak bergerak sendirian, pihaknya mengaku telah bersepakat dengan beberapa perusahaan di Segah untuk bekerjasama melakukan perbaikan jalan rusak itu.
“Ini sifatnya hanya sementara,” tegas Junaidi kepada awak Berauterkini.co.id.
Sementara, untuk penanganan jangka panjang, pihaknya telah mengalokasikan anggaran senilai Rp61,9 miliar untuk pengerjaan jalan sepanjang 38 kilometer.
Secara rinci, anggaran tersebut dibagi menjadi tiga segmen pengerjaan. Pertama, ruas jalan di jalan poros Labanan, menuju Pandan Sari sepanjang 10,4 kilometer dengan nilai anggaran Rp26,3 miliar.
Kedua, ruas jalan dari Pandan Sari menuju Kampung Harapan Jaya sepanjang 15,3 kilometer. Pemerintah menggelontorkan anggaran senilai Rp16,2 miliar.
Segmen ketiga, dari Kampung Harapan Jaya menuju Kampung Tepian Buah, dengan panjang rute 12,5 kilometer. Uang yang digelontorkan dari APBD Berau, senilai Rp19,3 miliar.
“Semua kegiatan itu akan rampung masa lelang pada Maret 2025 ini,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Junaidi mengaku bila jalan tersebut kerap dilintasi kendaraan dengan bobot di atas 30 ton. Bila hanya dilapisi aspal biasa, akan cepat rusak.
Sehingga, dalam tiga paket proyek tersebut pihaknya bakal menggunakan rigid pavement atau beton keras agar lain dilintasi kendaraan berat.
Hanya saja, pengerjaan jalan tersebut belum dengan proyek pembangunan parit atau gorong-gorong.
Junaidi mengatakan, proses pengerjaan pelengkap jalan tersebut akan dibuat secara bertahap pada paket proyek selanjutnya.
“Ini yang kami sampaikan juga saat bertemu langsung dengan pemerintah kampung (Musrenbang),” kata dia. (*)