TANJUNG REDEB – Nur Alif Ahmad Daroni tak menyangka kegemarannya mengonsumsi madu membawanya menjadi seorang pengusaha.

Karena keresahannya yang sulit mendapatkan madu berkualitas, dia memulai perjalanan usahanya dengan nama Madu Nisbad Sejahtera pada 1 Januari 2023.

Dengan keberanian yang dimiliki, pria kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, itu membangun bisnis madu. Tidak hanya memproduksi madu berkualitas, tetapi juga menerapkan nilai keberlanjutan dalam setiap prosesnya.

“Saya memutuskan untuk memelihara sendiri jenis lebah tanpa sengat atau trigona karena susah dapat madu yang berkualitas dan murni,” ungkap pria 38 tahun itu kepada Berauterkini.co.id.

Dia mengungkapkan, setelah masuk waktu panen, hasil produksi lebah trigona ternyata melebihi kebutuhan keluarga, sehingga muncullah ide untuk menjualnya kepada orang sekitar.

Tak disangka banyak permintaan yang masuk padanya. Kemudian, ia memperluas jangkauan ke madu apis mellifera dan apis dorsata, yang didapat melalui kerja sama dengan petani lokal dan mitra di Sumatera.

Kini, usahanya memproduksi berbagai jenis madu mentah (raw honey) dan madu fermentasi seperti madu bawang lanang.

“Lokasi peternakan lebah ada di sekitar rumah di Rinding dan Limunjan. Tapi, yang di Limunjan mendapat serangan babi dan beruang, sehingga sekarang semuanya dipindah ke Rinding,” jelas pria lulusan SMKN 1 Madiun itu.

Alif juga menjelaskan makna Madu Nisbad terletak pada prinsip panen lestari. Dia menekankan pada mitra untuk tidak panen secara keseluruhan, khususnya pada lebah dorsata, agar koloni tetap berkembang dan ekosistem terjaga.

“Prinsip ini menjadi acuan kami dalam menjaga keseimbangan antara produktivitas dan keberlanjutan,” ujarnya.

Madu Nisbad dikenal dengan keasliannya. Proses produksinya hanya melibatkan penyaringan untuk membersihkan kotoran sebelum madu dikemas. Sementara itu, fermentasi madu dengan bawang lanang menambah keunikan baru dalam rasa dan manfaat kesehatan.

Namun, diakui Alif, menjalankan usaha berbasis alam tak terlepas dari tantangan, antara lain banyaknya mitos yang beredar di masyarakat.

“Masih banyak yang percaya madu asli tidak disemuti atau tidak mengkristal, padahal kenyataannya berbeda,” jelasnya.

Untuk itu, edukasi menjadi bagian penting dari misi Madu Nisbad. Tidak sekadar menjual madu, Alif menawarkan konsultasi dan edukasi kepada konsumen. 

Melalui website resmi mereka, www.nisbad.my.id, pelanggan dapat mengakses katalog produk, informasi, dan resep-resep berbasis madu.

Kemudian, dia juga mengungkapkan peran pemerintah dalam kesuksesan Madu Nisbad yang tidak dapat diabaikan. 

Dukungan dari Diskoperindag Berau membantu Alif dalam pengurusan izin, seperti PIRT dan sertifikasi halal BPJPH. Selain itu, pemerintah membuka peluang untuk memperluas jangkauan pasar.

“Kami meyakini madu yang baik bukan hanya soal rasa, tetapi juga cara mendapatkannya,” ujarnya.

Madu Nisbad Sejahtera kini berdiri sebagai simbol inovasi lokal yang memadukan kualitas produk dan keberlanjutan lingkungan dengan tagline “Dari Alam untuk Keluarga Indonesia”. (*/Adv)