TANJUNG REDEB – Polusi suara dari pembangkit baru yang disewa oleh mitra PT PLN UP3 Berau mendapat keluhan dari warga.

Suara bising yang ditimbulkan dari operasi mesin pembangkit di PLTD Sambaliung membuat warga sekitar resah.

Rumah tak lagi menjadi hunian yang nyaman, sebab selama 24 jam suara bising itu mengganggu istirahat warga.

Seperti yang dikeluhkan Aspar Paturusi, warga RT 01, Gang Tepian Indah, Sambaliung. Ia mengaku terganggu dengan suara mesin diesel selama empat bulan belakangan ini.

“Suaranya makin berisik kalau malam,” kata Aspar, Senin (17/2/2025).

Ia menyebut bahwa suara tersebut semakin berisik setelah perusahaan listrik tersebut menambah mesin baru.

Kala malam, saat beban puncak masuk atau pemakaian maksimal warga Berau, mesin tersebut otomatis makin bersuara keras.

Semalaman suntuk, karena tak terbiasa, membuat dia tak nyaman beristirahat dengan keluarganya. Hal yang sama dirasakan oleh warga yang bermukim di sekitarnya.

“Semua mengeluhkan hal yang sama, suaranya berisik banget,” ujar dia.

Aspar mengaku lebih dulu tinggal di lokasi tersebut sebelum perusahaan listrik tersebut dibangun. Sejak 1991, ia bersama keluarganya sudah tinggal di kawasan yang dulunya hutan tua.

“Kami duluan tinggal di sini, baru ada itu PLTD,” bebernya.

Situasi semakin diperparah dengan tambahan unit pembangkit yang disewa oleh pengelola PLTD Sambaliung. Mesin baru itu diketahui dapat memproduksi daya sebesar 6 MW.

“Itu semakin bising kalau sudah operasi semua,” kata dia.

Ia tidak menolak pengembangan usaha dari PLTD Sambaliung yang sebenarnya membantu para pelanggan agar tidak mengalami krisis listrik.

Namun, ia merasa kecewa lantaran warga sekitar tidak diberi perhatian terkait dampak operasinya mesin tersebut.

“Kalau bisa, dikasih peredam suara di setiap mesin itu, biar gak berisik banget,” ungkapnya.

Aspar mengaku telah melaporkan langsung keluhan tersebut ke manajemen PLTD Sambaliung. Namun, tidak mendapatkan respons berarti hingga saat ini.

“Kami sudah laporan, tapi tidak ada tindak lanjut,” ungkap dia.

Diketahui, PT PLN UP3 Berau melalui mitranya PT PLN Nusantara Power dan PT PLN Nusa Daya mengaktifkan mesin pembangkit baru pada akhir 2024 lalu.

Saat ini terdapat enam mesin dengan daya masing-masing 1 MW yang difungsikan untuk melistriki kawasan pusat kota, Tanjung Redeb.

Produksi daya sebesar 41 MW itu berasal dari lima pembangkit yang beroperasi di Berau. Terbagi dari 10 MW melalui pembangkit di PLTU Berau, 10 MW PLTU Lati, 9 MW PLTD Sambaliung, 7 MW PLTD Sewatama, dan 5 MW dari PLTD Berau.

Merespons keluhan warga, Humas PT PLN UP3 Berau, Ikrarda Tegar, menyebut bahwa kewenangan dari operasi mesin tersebut sepenuhnya di bawah tanggung jawab PT PLN Nusantara Power dan PLN Nusa Daya.

“Soalnya beda unit dengan UP3 Berau,” kata Tegar.

Diketahui, PT PLN UP3 Berau memegang kendali atas operasi sepenuhnya di PLTU Teluk Bayur, yang berada di bawah manajemen pihak perusahaan listrik negara tersebut.

Sehingga, Tegar meminta warga untuk melaporkan langsung keluhan tersebut ke pihak manajemen listrik di PLTD Sambaliung. (*)