Foto: Kondisi tumpukan sampah yang berserakan di jalan masuk menuju penumpukan sampah, Kamis (25/05/2023)
TANJUNG REDEB – Keterbatasan alat hingga lahan yang kian sesak, menjadi problematika usang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Bujangga.
Kamis (25/5/2023) pagi tadi dalam pengecekan petugas TPA, ditemui tumpukan sampah yang sudah merembet ke sekitar jalur masuk penumpukan sampah.
Alhasil, satu-satunya eksavator milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau disibukkan dengan mengevakuasi sampah rumah tangga yang sudah membusuk tersebut.
Baca juga: Jumlah Pemilih Susut 2.710 Orang, Komisioner KPU: Banyak Data Ganda
Menurut keterangan Kepala Tata Usaha UPTD TPA Bujangga Asriani, sampah yang berceceran di jalan masuk TPA disebabkan pembuangan sampah oleh masyarakat yang tak dapat membuang sampah ke bagian atas lokasi penumpukan.
“Memang kadang warga sekitar buang sampah langsung ke TPA situ,” kata Asri sapaan dia.
Dirinya mengakui, keterbatasan alat operasional hingga lokasi TPA yang kian sesak menjadi penyebab utama sampah-sampah tersebut semakin tak dapat diolah dengan baik.
Bahkan, tak jarang operasional alat berat kekurangan pasokan bahan bakar hingga alami kerusakan lantaran unit yang sudah menua.
Sementara, satu unit alat tersebut dipaksa untuk menggarap gunungan sampah di lahan dengan luasan sekitar 10 hektar tersebut. Ditambah lagi, dengan produksi sampah harian yang mencapai 70 sampai 80 ton dalam sehari.
“Lokasi TPA sudah semakin penuh. Alat sudah tua juga. Sangat tidak layak untuk mengelola sampah di Bujangga,” beber perempuan lulusan sarjana teknik Unlam tersebut.
Dia menyatakan, absennya Berau mendapatkan gelar adipura secara beberapa tahun belakangan ini, disebabkan pengelolaan sampah di Berau yang masih membutuhkan banyak pembenahan.
Sebab, selain penataan ruang terbuka hijau dan ketersediaan hutan kota, pengelolaan sampah di daerah menjadi indikator penilaian bagi penyabet gelar adipura.
“Kami kesulitan juga mendapatkan anggaran lebih untuk pengelolaan sampah di Bujangga,” tutur dia.
Ke depan, ia berharap mendapatkan dukungan baik dari pemangku kebijakan di Berau alias Bupati hingga Pemprov Kaltim dalam menyelesaikan persoalan yang ada di TPA Bujangga.
“Kita sama-sama tidak mau masalah pengelolaan sampah semakin parah,” ujarnya.
Sebagai informasi, Berau kecipratan anggaran Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi alias DBH-DR sekitar Rp 51 miliar. Dikabarkan, anggaran tersebut bakal digunakan difokuskan untuk menyelesaikan masalah lingkungan di Bumi Batiwakkal. (*)
Reporter: Sulaiman