Foto: Bupati Berau Sri Juniarsih, ditemani Kepala Distanak Berau Junaidi melakukan peninjauan langsung Alsintan yang bakal diberikan ke petani Berau.
TANJUNG REDEB – Pemkab Berau kembali mencapai checkpoint dalam pelaksanaan salah satu program prioritas, terkait bantuan terhadap petani di Bumi Batiwakkal. Salah satu visi misinya ialah memberikan bantuan stimulan Sapronak, Saprodi, Alsintan serta mewujudkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang maju berbasis teknologi.
Berlokasi di UPT Balai Benih Padi dan Holtikultura, Bangun, Kecamatan Sambaliung, pada Senin (10/7/2023) kemarin, Bupati Berau Sri Juniarsih bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, menyerahkan 48 alsintan penunjang pertanian di Bumi Batiwakkal kepada perwakilan Kelompok Tani alias Poktan.
Alat tersebut diberikan kepada 28 Poktan yang tersebar di Kecamatan Sambaliung, Talisayan, Gunung Tabur, dan Tabalar. Adapun bantuan tersebut terdiri dari 18 unit traktor tangan, satu unit hushker, satu unit rice polisher, 7 unit hand traktor rotary, 6 unit cultivator, 7 unit power thresher, 2 unit combine harvester dan 10 unit alat semprot lahan pertanian.
Kepada awak media, Sri mengatakan, alat tersebut dibelanjakan melalui dua mata anggaran yang berasal dari APBD Berau 2023 dan dana bantuan keuangan Pemprov Kaltim tahun ini. Dikejar pemerintah sebagai perwujudan penuntasan program pemerintah daerah.
“Bantuan ini sudah terencana, bagian dari komitmen kami saat menyusun visi misi program daerah selama 4 tahun ke depan,” jelas Sri.
Namun dia menyebut, program itu diberikan bukan semata untuk menunaikan program pemerintah. Di luar itu, Sri menginginkan setiap kampung yang berorientasi mengembangkan sektor pertanian dapat mengambil peran meningkatkan hasil dan kesejahteraan petani.
Bahkan, pemerintah nantinya berkomitmen untuk memberdayakan petani dengan menggunakan hasil pertanian sebagai barang dagangan di Bumi Batiwakkal. Sehingga pemerintah dapat menekan angka beras yang didatangkan dari luar pulau Kalimantan.
“Ini komitmen kami,” ujar dia.
Pada 2024 mendatang, pemerintah bakal menganggarkan belanja khusus untuk pembangunan sarana alat pemutih beras lokal. Sehingga kualitas hasil pertanian dapat semakin bersaing dengan daerah lain.
Disinggung soal pengadaan alat yang tak dapat dilakukan pada tahun ini, Sri mengatakan dalam pembangunan sarana tersebut dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Sehingga kurang memungkinkan untuk menggunakan anggaran belanja tambahan atau ABT.
“Memang itu pesan salah satu petani tadi. Tapi maaf belum bisa tahun ini. Tahun depan pasti kami anggarkan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Distanak Berau Junaidi, menyatakan penyaluran bantuan tersebut sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam menjawab tantangan ancaman krisis pangan dunia. Sehingga, setiap daerah diminta untuk gencar melakukan peningkatan produksi hasil pertanian.
“Bantuan ini sudah include. Dari pengolahan tanah sampai ke pengolahan hasil panen,” ujar dia.
Pemberian bantuan itu pun, disebutkan Junaidi, berkat keaktifan para petani yang menyodorkan usulan bantuan. Sehingga dalam pemetaan untuk pengadaan, bakal sama dengan target petani daerah dalam meningkatkan hasil produksi pertanian daerah.
“Ini sudah sesuai dengan usulan mereka,” sebutnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini pemerintah telah menyedian lahan existing padi seluas 2.431 hektare. Terbagi di 9 kecamatan dengan corak pertanian yang tinggi. Namun, angka luasan lahan itu bakal bertambah bila usulan lahan untuk pertanian berjalan sesuai harapan. Usulan lahan existing padi itu mencapai 70 ribu hektare.
“Salah satunya ya itu. Kami masih mempertahankan lahan existing padi. Bagian dari komitmen kami memajukan pertanian di Berau,” beber Junaidi. (*/ADV)
Reporter: Sulaiman