BALIKPAPAN – Kloter pertama jemaah haji dari Embarkasi Balikpapan resmi diberangkatkan ke Tanah Suci, Selasa (6/5). Para tamu Allah itu terbang menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330-900 NEO milik maskapai Garuda Indonesia.
Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan pada pukul 04.39 WITA.
Penerbangan perdana ini menjadi penanda dimulainya musim haji 2025 dari Kalimantan Timur, dengan kesiapan teknologi dan pelayanan yang diklaim maksimal oleh pihak bandara dan maskapai.
“Sebagai mitra, kami terus berkolaborasi dengan Garuda Indonesia untuk memberikan pelayanan maksimal pada pelaksanaan haji tahun ini,” ujar Manajer Umum Bandara SAMS Sepinggan, Iwan Novi Hantorom, dikutip Antara.
Pihak bandara telah menyiapkan seluruh aspek operasional, mulai dari sisi udara seperti runway, taxiway, dan apron, hingga layanan terminal dan prosedur keberangkatan. Koordinasi dilakukan intensif bersama berbagai instansi, mulai dari CIQ (Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina), Kementerian Agama, TNI/Polri, hingga petugas ground handling.
Selain mengatur kelancaran pergerakan jemaah dari asrama menuju terminal, bandara juga telah mengantisipasi kondisi darurat dengan tiga dokumen protokol utama: Airport Emergency Plan, Airport Security Plan, dan Airport Disaster Management Plan.
“Semua penanganan situasi darurat kami rujuk pada ketiga dokumen tersebut,” tegas Iwan.
Demi menjaga keselamatan penerbangan di tengah potensi cuaca ekstrem pada musim hujan, prosedur operasional standar (SOP) juga telah disempurnakan. Pelayanan untuk jemaah lansia dan disabilitas turut diperkuat, termasuk penyediaan akses lift dan eskalator untuk pengguna kursi roda.
“Semua kebutuhan ini telah kami sampaikan saat rapat koordinasi bersama Kementerian Agama dan pihak ground handling,” ujarnya.
Untuk kloter pertama ini, Airbus A330-900 NEO akan transit secara teknis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan penerbangan ke Madinah. Menurut hasil koordinasi, total durasi perjalanan diperkirakan mencapai 11 jam.
“Garuda Indonesia menyiapkan satu pesawat utama dan satu armada cadangan yang bersiaga di Jakarta,” ungkap Iwan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Balikpapan, Masrivani, menyebutkan ada tiga jemaah yang diberangkatkan menggunakan kursi roda. Ketiganya diantar terpisah menggunakan mobil ambulans, berbeda dari rombongan umum yang naik bus.
“Untuk hasilnya baik dari segi mental mereka bisa berangkat,” ujarnya, memastikan kondisi kesehatan ketiganya telah dinyatakan laik terbang.
Masrivani juga menuturkan bahwa edukasi terhadap jemaah berjalan efektif. Hampir tidak ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan barang bawaan.
“Paling hanya ada potongan kuku atau barang kecil yang tertinggal. Tidak ada pelanggaran terkait barang bawaan,” kata Masrivani.
Ia memastikan seluruh jemaah tetap akan mendarat di Kota Madinah sesuai rute yang telah ditetapkan. Situasi geopolitik di Timur Tengah, meski dinamis, tidak mempengaruhi pola penerbangan.
“Alhamdulillah, tidak ada perubahan rute maupun gangguan dalam pelaksanaan keberangkatan,” pungkasnya. (*)