SAMARINDA – Dalam momentum peringatan Hari Air Sedunia 2025, kelompok advokasi lingkungan XR Bunga Terung menyerukan penyelamatan Sungai Mahakam yang dinilai semakin kehilangan fungsinya sebagai ruang hidup bersama.
Mereka menuntut penghentian eksploitasi dan privatisasi sungai, serta mendorong pemulihan ekologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam yang kini kian tercemar dan rusak akibat aktivitas industri.
“Kami ingin Mahakam dikembalikan sebagai ruang hidup, bukan hanya untuk manusia, tapi juga untuk seluruh makhluk yang bergantung pada ekosistem sungai ini,” kata Winda, perwakilan XR Bunga Terung dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/3/2025)
Menurut Winda, Sungai Mahakam memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Timur, terutama di wilayah Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, hingga Samarinda. Mahakam bukan hanya sumber air bersih, tetapi juga jalur transportasi, sirkulasi ekonomi, dan ruang budaya yang telah menghidupi generasi demi generasi.
Namun, sejak era Banjir Kap pada 1970-an—saat Mahakam dibanjiri kayu gelondongan hasil tebang hutan alam—fungsi ekologis sungai mulai tergerus. Kini, Mahakam menjadi jalur padat ponton pengangkut batu bara dan dikelilingi wilayah yang terdegradasi akibat tambang serta perkebunan sawit.
“Kalau dulu Mahakam memberi kehidupan, sekarang yang ada justru pencemaran dan degradasi,” ujarnya.
Dampaknya sangat nyata. DAS Mahakam yang dulu dihuni oleh ratusan spesies burung dan ikan air tawar, termasuk Pesut Mahakam yang kini terancam punah, kini menjadi kawasan yang makin tidak layak huni bagi satwa. Danau-danau kaskade yang menjadi penyimpan air alami seperti Danau Semayang, Melintang, dan Jempang juga mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dari bukaan lahan.
“Air Sungai Mahakam sekarang bermasalah dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Banyak warga tidak lagi merasa aman mengonsumsi air meskipun sudah diolah,” tutur Winda.
XR Bunga Terung menyampaikan empat poin tuntutan utama dalam aksinya:
1. Mengembalikan Sungai Mahakam sebagai ruang hidup bersama, bagi manusia maupun makhluk lain yang menjadi bagian dari ekosistem sungai.
2. Melakukan konservasi dan pemulihan ekologis DAS Mahakam, serta menghentikan laju deforestasi dan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung air.
3. Mengakhiri privatisasi dan penguasaan atas sungai untuk kepentingan kelompok atau korporasi.
4. Menjadikan Mahakam kembali sebagai anugerah kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Timur.
Bagi XR Bunga Terung, menjaga Sungai Mahakam berarti menjaga masa depan Kalimantan Timur. Mereka menilai air bersih adalah fondasi utama peradaban dan pembangunan sumber daya manusia.
“Sekalipun seluruh masyarakat Mahakam diberi beasiswa hingga jenjang doktoral, kalau airnya tercemar, kehidupan mereka akan tetap buruk,” tegas Winda. (*)