TANJUNG REDEB – Pemkab Berau disebut tengah melakukan lobi lintas lembaga, demi merayu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dapat melayarkan kapal perintis di Dermaga Teluk Sulaiman, Bidukbiduk. 

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Pemkab Berau, Kepala KUPP Kelas II Berau, Dedy Yuwono, mengatakan bila pihaknya telah membangun komunikasi serius dengan Pemkab Berau terkait rencana penyandaran kapal penumpang di Dermaga Teluk Sulaiman. 

“Pemkab Berau sudah bersurat itu ke Kemenhub,”  kata Dedy, ditemui beberapa waktu lalu oleh awak media. 

Dia membeberkan, kapal perintis KM Sabuk Nusantara 89 paling berpotensi bisa sandar di dermaga pesisir selatan Berau tersebut. 

KM Sabuk Nusantara sendiri, merupakan kapal perintis yang berada dalam pengaturan dan pengawasan kementerian. Sehingga untuk membuka trayek menuju Berau, harus mendapatkan izin dari pemerintah pusat. 

“Mengingat juga di sana tinggi peminat yang mau ke pulau Sulawesi,” ucapnya. 

Diketahui, saat ini KM Sabuk Nusantara 89 merupakan kapal penumpang yang aktif beroperasi di perairan Laut Sulawesi. Menghubungkan para penumpang dari Kalimantan Timur menuju Palu, Sulawesi Tengah. 

Saat ini rute kapal tersebut meliputi, Palu – Samarinda – Bontang – Ogoamas – Malala – Tolitoli – Maratua. 

KM Sabuk Nusantara 89 merupakan kapal perintis yang dapat menampung hingga 450 penumpang dalam sekali berlayar. 

Tarif KM Sabuk Nusantara 89 sangat terjangkau mulai dari yang termurah Rp 5.498 untuk ruas Malala – Toli-Toli dan sebaliknya. Kemudian tarif tertinggi Rp 19.026 per orang untuk ruas Wani – Samarinda dan sebaliknya.

Sebagai informasi, KM Sabuk Nusantara 89 telah dilengkapi fasilitas dan standar keamanan pelayaran serta beragam fasilitas lainnya seperti ruangan full AC, Cafe, tempat tidur dan tamu terdiri dari berbagai kelas 1, 2 hingga ekonomi.

“Kapal yang dari pelabuhan Dongcala Sulteng itu yang paling berpotensi,” ungkapnya. 

Ia meyakini, bila rute tersebut dibuka akan menjadi kabar gembira bagi para perantau yang berada di dua pulau tersebut. Sebab, harga yang terjangkau menjadi pertimbangan para calon penumpang nantinya. 

“Ini memudahkan transportasi penghubung dari kedua pulau tersebut,” kata dia. 

Proses izin pun disebut akan mudah. Sebab, daerah hanya memohonkan ke pemerintah pusat terkait penambahan rute ke Dirjen Kementerian Perhubungan Laut. 

Selain dermaga Teluk Sulaiman, pelabuhan kapal di Tanjung Batu, juga bisa dijadikan alternatif lain. Syukur bisa dibukakan rute untuk kedua kawasan pesisir tersebut. 

“Tinggal menambah rute saja,” ujarnya. 

Dirinya menegaskan pula, KM Sabuk Nusantara juga dihadirkan pemerintah untuk memastikan transportasi dapat dinikmati warga yang masuk dalam kawasan 3T alias tertinggal, terdepan, dan  terluar. 

“Tentu harganya akan murah, karena disubsidi pemerintah,” kata dia. 

Sebelum resmi ditetapkan sebagai trayek baru nantinya, dari Dirjen Kementerian Perhubungan Laut akan melakukan penelitian terkait kondisi laut di Berau. Termasuk memastikan tingkat kedangkalan laut saat akan dilabuhi kapal. 

“Tentu itu akan dicek, liat saja nanti bagaimana hasil permohonannya ya,” pesan dia. (*)