TANJUNG REDEB – Pelanggan Perumda Air Minum Batiwakkal mengeluhkan tidak terteranya jumlah kubikasi pemakaian air pada rekening tagihan mereka.
Keluhan itu pun viral di media sosial. Banyak pihak menuding jika jumlah kubikasi itu sengaja dihilangkan agar pihak Perumda tetap melakukan penyesuaian tarif.
Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
“Mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan. Kami upayakan untuk pembayaran bulan depan, insya Allah angka kubikasi sudah bisa muncul,” kata Saipul, Selasa (12/3/2025).
Leboh lanjut dia mengatakan, tak terteranya jumlah kubikasi pemakaian di dalam rekening dikarenakan keterbatasan sistem aplikasi yang digunakan.
“Untuk hal itu, lebih karena kelemahan sistem kami pasca perubahan SK Tarif beberapa waktu lalu,” lanjutnya.
Pihaknya mengaku, saat ini Perumda masih belum mandiri dalam penggunaan sistem, dan masih memanfaatkan sistem dari luar. Sehingga, jika ada perubahan dari hal biasa dilakukan, maka perlu waktu untuk mengembalikannya.
Bahkan, terkait hal itu, pihaknya juga melakukan komunikasi dengan pihak yang membantu Perumda dalam penanganan sistem IT (Informasi dan Teknologi).
“Sebenarnya, hal ini sudah lama kami upayakan. Tapi, karena biayanya sangat mahal sehingga belum mampu kami lakukan sendiri,” paparnya.
Sebagai gambaran, kata Saipul, PDAM Malang membangun sistem IT nya memakan anggaran mencapai Rp22 miliar. Perumda saat ini, sedang membangunnya secara bertahap.
Perumda Batiwakkal memang sangat terbatas dalam kemampuan keuangan. Sehingganya, banyak hal yang dilakukan dengan mencicil sedikit demi sedikit demi menciptakan sistem yang lebih baik.
“Selain itu, kami juga melakukan efisiensi meski kadang ada kelemahan dalam sistem,” paparnya.
Sebagai gambaran efisiensi untuk harga pokok produksi (HPP) air di Perumda Batiwakkal, hanya sekitar Rp5.000,- per M3. Sedangkan PDAM lain seperti Kutai Timur misalnya bisa mencapai biaya sekitar Rp9.417 per M3.
Itulah sebabnya meski tarif sudah Rp 9.417 per M3, mereka PDAM Kutim masih ingin mengajukan penyesuaian lagi. Adapun PDAM lain seperti Samarinda, Balikpapan, HPP nya masih jauh diatas HPP yang diterapkan Perumda Batiwakkal.
“Tapi kita tetap berupaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat meski dengan keterbatasan,” pungkasnya. (/)