Foto: Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau Jumadi saat memeriksa heean qurban yang dijual warga.
TANJUNG REDEB – Perayaan hari besar umat muslim Idul Adha 1444 H atau dikenal dengan sebutan Lebaran Haji, menyisakan sekira tiga pekan lagi. Sapi dan Kambing yang jadi bagian dari ritual keagamaan pun mulai berdatangan dari daerah tetangga.
Hewan yang kebanyakan didatangkan dari Pulau Selebes alias Sulawesi pun telah melalui proses pemeriksaan ketat. Utamanya, terkait kesehatan hewan qurban.
Setiap hewan qurban pun diambil sampel darahnya. Demi memastikan kesehatan hewan sebelum dibagikan dan dikonsumsi masyarakat pada perayaan Idul Adha nanti.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau Jumadi, menyatakan saat ini sampel darah telah dikirim ke salah satu Laboratorium Peternakan di Kaltim untuk diuji.
“Sampelnya sudah dikirim untuk diperiksa,” kata Jumadi kepada awak media, ditemui beberapa waktu lalu.
Setiap hewan qurban yang masuk ke Berau pun telah melalui proses pemeriksaan dokumen hewan ternak. Dalam dokumen itu dilampirkan data jenis hewan hingga vaksinasi untuk penyakit mulut dan kuku (PMK). Pun hewan yang telah masuk ke Berau bakal lalui masa karantina selama 14 hari.
Pembatasan distribusi hewan qurban hingga lamanya masa karantina, membuat harga jual hewan mamalia tersebut cukup melambung. Diketahui saat ini harga jual sapi qurban cukup beragam. Mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 125 juta. Tergantung bobot dan jenis hewan qurban.
“Itu demi memastikan kesehatan hewan dan siap untuk dikurbankan,” ujarnya.
Hingga saat ini, sapi qurban di Berau yang berasal dari luar daerah sudah mencapai 1.428 ekor. Angka itu akan terus bertambah lantaran jadwal idul adha yang masih panjang.
“Itu akan terus bertambah. Yang penting dokumemnnya lengkap dan sudah divaksin PMK,” sebutnya.
Diketahui, pusat karantina hewan qurban di Tanjung Redeb mencapai lima lokasi. Angka itu belum termasuk lokasi karantina yang berada di 12 kecamatan lainnya. (*/ADV)
Reporter: Sulaiman