TANJUNG REDEB – Bencana banjir yang melanda sembilan kampung di Berau tidak hanya berdampak pada fasilitas umum, tetapi juga mengancam hasil panen para petani di wilayah terdampak.
Lahan pertanian dan perkebunan di sembilan kampung tersebut turut terendam banjir.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, mengatakan sentra kakao di Kampung Nyapa Indah seluas 70 hingga 100 hektare mengalami kerusakan, terutama pada buah yang sudah siap panen.
“Musibah banjir kali ini sangat memprihatinkan karena banjirnya cukup lama. Kita takut kerusakan tidak hanya terjadi pada buah,” jelasnya kepada Berauterkini.co.id, Rabu (9/4/2025).
Pekan ini, Disbun akan melakukan identifikasi kerusakan tanaman perkebunan di lokasi yang terdampak.
“Ada beberapa kampung penghasil kakao ikut terendam seperti Kampung Merasa, Long Lanuk, Inaran, dan Tumbit,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, data dari hasil peninjauan akan dijadikan dasar untuk menentukan langkah pemulihan, apakah berupa bantuan pupuk atau penyediaan bibit baru.
“Kita juga meminta para petani untuk mendata apa saja yang dibutuhkan karena takutnya kita tidak mampu mendata secara keseluruhan,” pesannya.
Langkah pemulihan ini dinilai sangat penting agar para petani kakao bisa kembali memanfaatkan peluang dari harga pasar yang sedang tinggi.
“Kami menghimbau semua pihak, termasuk perusahaan perkebunan, untuk ikut serta membantu. Beberapa sudah memberikan bantuan baik langsung ke BPBD maupun melalui kami,” tandasnya. (*)