|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,- Kabupaten Berau di Kalimantan Timur kerap dikenal sebagai wilayah penghasil batubara dan kelapa sawit. Tak cuma itu, sebenarnya Berau juga memiliki komoditas yang tergolong produktif dan diperhitungkan, yakni biji kakao berau.

Beberapa tahun  yang lalu, tanaman yang menjadi bahan dasar pembuatan olahan cokelat asal Berau ini dinobatkan sebagai yang terbaik di Indonesia dalam perhelatan SIAL Interfood di Jakarta yang bertepatan dengan Hari Kakao Internasional ke-10 saat itu.

Varian kakao yang disaingkan sendiri berasal dari 40 kota yang berbeda dari seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, daerah Kalimantan lain, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua semuanya bisa dikalahkan oleh kakao khas Berau.

Mari kita ketahui lebih lanjut mengenai seluk beluk dari kakao lokal Kalimantan Timur ini.

Tentu mengapa kokoa dari Berau ini termasuk sebagai yang terbaik bukan tanpa alasan. Sebab, secara kualitas memang sudah tergolong sangat baik dengan rasa yang punya ciri khas tersendiri.

Perkembangan total jumlah produksi kakao di Kabupaten Berau mengalami kemajuan yang pesat sejak tahun 2018. Bersumber pada situs Pemerintah Provinsi Kalimatan Timur, pada tahun tersebut angka produksinya adalah 600 kg/hektare. Lalu, per 2021 angkanya bertambah menjadi 750 kg/hektare. Total jumlah luas kebun juga bertambah menjadi 3200 hektare.

Namun, tantangan besar terjadi sejak 2022-2024 terhadap perkebunan kakao di Berau. Dimana saat ini menurut data Dinas perkebunan Berau, jumlah lahan kakao turun menjadi 987 hektare.

22h kakao 5

Secara pasar, kakao khas Berau pun sudah menembus konsumen internasional. Dilansir dari pejuangsigap.id er tahun 2020, Berau Cocoa bekerjasama dengan PT. Berau Coal untuk melakukan ekspor kakao ini ke berbagai negara.

Mulai dari Filipina, Taiwan, Australia, bahkan Italia. Lalu, sejak 2021, Jepang juga menjadi negara tujuan untuk kakao yang memang sudah melalui proses fermentasi.

Pesatnya perkembangan kakao Berau ini juga tak terlepas dari dukungan pemerintah melalui program Dinas Perkebunan yang bernama Gerakan Mengembangkan Agribisnis Kakao (GEMARI KAKAO) yang juga berguna untuk memberikan berbagai alternatif pendapatan dari komoditas yang terdiversifikasi.

Kakao Berau miliki kualitas

Sebelumnya, kokoa Berau ini sudah masuk sebagai delapan biji kakao khas Indonesia yang lolos selemsi pada ajang Cocoa of Excellence 2021 di Paris. Kompetisi ini merupakan pembuktian atas kakao-kakao khas dunia yang memang punya kualitas premium.

Pada 2021 silam, Kakao Berau juga mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Ini adalah sebuah penilaian yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Republik Indonesia.

Sertifikasi ini merupakan sebuah indikator yang membuktikan kalau wilayah yang menjadi produsen dari suatu komoditas dengan faktor geografis yang meliputi manusia dan alam bisa menciptakan karakteristik serta kualitas dengan reputasi yang baik untuk produknya

Bahkan, kakao Berau ini juga punya potensi untuk dikembangkan menjadi single origin layaknya kopi.

Kalau secara rasa, cokelat khas Berau punya notes seperti kacang yang juga cukup terasa. Aroma memiliki floral yang berpadu dengan sensasi woody.

Karena cita rasa, aroma, serta kandungan kimia yang unggul, Kakao berua juga memiliki mendapatkan standarisasi SNI 01–2323–2008. (*)