TANJUNG REDEB – Bulan Ramadan membawa berkah tersendiri bagi para pelaku usaha jasa jahit di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Menjelang Idulfitri, permintaan jasa jahit dan permak pakaian meningkat signifikan.
Setiap hari, para penjahit menerima pesanan dalam jumlah besar, mulai dari permak sederhana hingga pembuatan busana baru seperti baju gamis, baju koko, pakaian couple suami istri, hingga jaket.
Salah satunya dirasakan oleh Anisah Dhiya Azizah, pemilik rumah jahit Made By Anis yang berlokasi di Jalan Mangga II, Tanjung Redeb. Ia mengaku sejak awal Ramadan, slot pesanan yang dibuka langsung penuh.
“Ramadan ini aku buka slot sebanyak 25 aja untuk buat baju, dari awal Ramadan itu sudah banyak yang masuk. Sekarang sudah full, jadi banyak yang ditolak,” ujar wanita yang karib disapa Cica itu.

Tingginya permintaan membuat Cica dan satu karyawannya harus bekerja ekstra demi menyelesaikan pesanan tepat waktu. Tak hanya menerima pesanan dari pelanggan wanita, ia juga banyak mengerjakan baju pria.
“Untuk baju pria sih yang ada tantangan tersendiri karena harus detail dan polanya itu beda,” jelasnya.
Setiap tahap pengerjaan dilakukan secara teliti, mulai dari desain hingga proses finishing. Namun, kendala tak jarang datang dari bahan yang dipilih klien. Beberapa jenis kain memerlukan perlakuan khusus, sehingga membutuhkan waktu pengerjaan lebih lama.
“Apalagi di Berau terbatas banget pilihan toko kain, itu juga menjadi kendala kita para penjahit,” tambahnya.
Meski begitu, ia tetap bersyukur karena Ramadan tahun ini membawa rezeki yang melimpah. Ia pun berkomitmen memberikan pelayanan terbaik meskipun harus menolak beberapa pesanan karena keterbatasan tenaga dan waktu.

Cerita serupa datang dari Rahmat, penjahit rumahan yang juga merasakan lonjakan order sejak awal Ramadan. Menurutnya, permintaan paling banyak berasal dari jasa permak baju, terutama gamis.
“Banyak yang datang untuk jahit, tapi lebih banyak permak baju gamis karena kebesaran atau kepanjangan,” ucap Rahmat.
Ia menyebutkan, tarif jasa permak berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung tingkat kesulitan dan jumlah perbaikan. Namun, karena jumlah pesanan yang membludak, ia membatasi penerimaan pesanan.
“Tapi lima hari sebelum Lebaran saya sudah tidak menerima lagi karena sudah full,” pungkasnya. (*)