TANJUNG REDEB – Dalam upaya pelestarian dan pemberdayaan produk lokal, khususnya batik, masyarakat di Kabupaten Berau didorong untuk menggunakan batik cap dan tulis dibandingkan batik printing.

“Batik cap dan tulis adalah cerminan dari kerja keras dan kearifan lokal. Kita tidak ingin tradisi ini kalah oleh batik printing yang lebih industrial,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, saat melakukan kunjungan ke Berau, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, batik printing berisiko melemahkan keberlanjutan IKM batik yang telah lama menjadi penopang perekonomian lokal.

Reni mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Berau yang secara konsisten membina IKM Batik agar dapat memproduksi batik cap dan tulis berkualitas tinggi dengan corak khas.

“Kualitas batik cap dan tulis Berau tidak kalah dengan daerah lain. Tinggal bagaimana kita mendukung mereka agar dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa kehilangan identitas budaya mereka,” tegasnya.

Dia menuturkan, batik cap dan tulis punya peran strategis, bukan hanya tentang estetika atau harga, tetapi juga dalam mendukung pelaku IKM lokal di Berau.

“Dengan memilih batik cap atau tulis tentu itu menjadi upaya menjaga dan melestarikan seni serta budaya yang sudah diwariskan turun-temurun,” ujarnya. (*)