TANJUNG REDEB – Kembali bergulirnya rencana penyesuaian tarif air bersih oleh Perumda Batiwakkal mendapat banyak dukungan dan catatan publik.
Sebelumnya, penyesuaian tarif air bersih yang dilakukan Perumda Batiwakkal secara tiba-tiba pada awal 2025 masih melekat di ingatan publik. Keputusan itu membuat publik berang dan melayangkan protes keras, meski rencana itu akhirnya ditunda oleh pemerintah.
Pada awal Juli ini, Perumda Batiwakkal kembali menggodok rencana penyesuaian tarif air bersih yang sebelumnya ditunda Bupati Berau Sri Juniarsih.
Salah satu pelanggan Perumda Batiwakkal, Saparuddin Ithur, mengatakan, tak mempermasalahkan kenaikan tarif air bersih tersebut.
Dia sepakat, perusahaan air minum itu harus meningkatkan kualitas pelayanan melalui iuran yang dipungut setiap bulan.
“Dengan catatan, iuran digunakan untuk meningkatkan mesin dan peralatan air bersih agar kualitas air lebih bersih,” sebut Saparuddin saat dikonfirmasi Berauterkini, Kamis (3/7/2025).
Dalam pertimbangan lainnya, karyawan Perumda Batiwakkal juga butuh diberikan stimulus peningkatan honor agar dapat memberikan pelayanan dengan baik, termasuk dalam menyelesaikan keluhan pelanggan.
“Gaji pegawai dapat menyesuaikan,” sebut dia.
Agar tak terlalu membebani warga kurang mampu, dia menyebut Perumda Batiwakkal dapat melaksanakan skema subsidi, sehingga pelanggan tetap stabil dan tak merasa diberatkan.
Menurut Saparuddin, saran tersebut dapat dilakukan agar menjaga perusahaan milik Pemkab Berau tersebut jauh dari ambang kebangkrutan.
“Kita harus jaga bersama, jangan sampai korupsi,” pesan salah satu tokoh budaya Bumi Batiwakkal itu.
Pelanggan lainnya, Didin Haeruddin, menyampaikan hal senada. Penyesuaian tarif air bersih nantinya dapat dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan perusahaan.
“Saya sebagai masyarakat setuju aja,” ujarnya.
Tokoh Berau lainnya, Datu Kesuma, juga menyampaikan dukungan atas rencana penyesuaian tarif tersebut.
Mengutip WA Grup Berau Terkini, Datu Kesuma berharap agar kenaikan tarif nantinya dapat menjamin kelancaran air bersih ke pelanggan dengan kualitas yang lebih baik.
“Kualitas pelayanan harus diperhatikan, distribusi air lancar dan jernih,” pesan dia.
Kemudian, salah satu pelaku usaha kedai kopi di Berau, Ryo Matubun, juga mengaku tak masalah bila harus membayar lebih untuk iuran rutin air bersih. Menurutnya, itu merupakan sikap yang adil ketika masyarakat hendak menginginkan peningkatan kualitas pelayanan.
Biasanya, kata Ryo, dia harus membayar air bersih sebesar Rp235 ribu per bulan. Angka tersebut masih wajar mengingat kedai kopi yang dikelola menggunakan air yang cukup banyak dalam satu hari.
“Tidak masalah, yang penting bertanggung jawab,” tegas dia.
Dirinya juga menyampaikan pesan agar proses kenaikan tarif air bersih tak dadakan. Ia tak ingin cerita di awal tahun lalu terulang, di mana pelanggan harus tiba-tiba membayar sampai 3 kali lipat dari iuran sebelumnya.
“Jangan kaget-kagetan lah, sosialisasi aja dulu,” sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Perumda Batiwakkal, Saipul Rahman, menyampaikan, iuran yang dipungut dari warga sangat berarti untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Sebab, perusahaan tetap dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat itu.
Saat ini, jumlah pelanggan aktif Perumda Batiwakkal mencapai 33.169 sambungan rumah (SR). Angka tersebut terus naik dalam kurun 15 tahun terakhir.
“Operating kita harus diupdate, tapi uangnya tidak ada,” terangnya.
Saipul mencontohkan, saat ini, di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, telah terjadi penyesuaian tarif per Juni 2025.
Tarif air bersih untuk pelanggan subsidi naik dari Rp2.500 menjadi Rp3.500 per meter kubik. Sedangkan, tarif untuk pelanggan non-subsidi naik dari Rp3.750 menjadi Rp7.500 per meter kubik.
Saipul menyebut, Berau pun harus melakukan langkah demikian. Sebab, dari tarif yang berlaku saat ini, secara global kenaikan seharusnya sudah berada di angka Rp9.000 per meter kubik.
Dia juga menyebut, saat ini, Perumda Air Minum di Kutim juga telah menyiapkan draft kenaikan tarif air bersih. Sejauh ini, hal itu masih dianggap sebagai langkah yang wajar.
“Kita di Berau juga harus melakukan penyesuaian tarif,” tegasnya.
Dalam memastikan langkah penyesuaian tarif dapat berlangsung secara sistematis, pihaknya menggandeng akademisi dari Universitas Muhammadiyah Berau.
Kampus tersebut diajak bekerja sama untuk melakukan penghitungan kelayakan penyesuaian tarif air bersih di Berau.
Setelahnya, pihaknya akan melakukan sosialisasi secara lebih masif agar semua pelanggan dapat mengetahui rencana tersebut.
“Kami sedang melakukan proses kerja samanya,” ungkapnya. (*)