TANJUNG REDEB – Pemadaman bergilir yang melanda pelanggan PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Berau memberikan dampak serius terhadap situasi politik di Bumi Batiwakkal. Tak jarang, isu ini digiring oleh peserta Pilkada Berau untuk kepentingan elektoral.
Kondisi krisis yang berlangsung selama tiga bulan ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan isu politik di daerah. Agenda perbaikan mesin oleh PT PLN UP3 Berau bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada 2024 yang serentak.
Menanggapi situasi tersebut, Manager PLN UP3 Berau, Rizki Rhamdan Yusup, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pemeliharaan pembangkit adalah agenda terjadwal rutin setiap tahunnya sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Tidak ada yang murni direncanakan PLN,” tulis Rizki dalam surat jawaban kepada awak media berauterkini.co.id pada Selasa (29/10/2024).
Ia menegaskan bahwa kondisi krisis saat ini tidak berkaitan dengan politik daerah, dan menolak tuduhan bahwa pemeliharaan pembangkit dilakukan dengan sengaja di tengah situasi politik.
Pemadaman bergilir hingga tiga jam hampir setiap hari merupakan dampak dari perbaikan mesin pembangkit. PLN Berau diketahui mengelola daya mampu sistem kelistrikan sebesar 41 megawatt (MW) dengan beban puncak 39 MW, meninggalkan cadangan 2 MW.
Namun, saat melakukan pemeliharaan, PLN bisa kehilangan daya hingga 7 MW, yang menyebabkan pelanggan mengalami pemadaman bergilir.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga pasokan listrik dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan,” ungkap Rizki.
Saat ini, pemeliharaan dilakukan pada PLTU Berau Unit 2 untuk meningkatkan keandalan sistem. Cadangan daya yang tersedia masih cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanjung Redeb, namun gangguan pada PLTU Berau Unit 1 mengurangi cadangan daya.
“Tim di lapangan fokus pada percepatan pemeliharaan guna meningkatkan keandalan sistem dan pemulihan gangguan,” lanjutnya.
Sadar akan dampak berkepanjangan bagi pelanggan, PLN melakukan optimalisasi pengiriman daya dari sistem Tanjung Selor ke Tanjung Redeb, yang awalnya sebesar 2 MW menjadi 5 MW, sesuai ketersediaan pasokan listrik.
Langkah strategis lainnya, PLN sedang mempercepat penambahan kapasitas mesin pembangkit sebesar 4 MW untuk meningkatkan ketersediaan pasokan listrik di Tanjung Redeb.
Selain itu, PLN juga mempercepat penyelesaian transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Maloy-Talisayan-Tanjung Redeb, yang ditargetkan rampung pada 2025 mendatang.
“Lokasi penambahan mesin tersebut direncanakan di PLTD Sambaliung,” terangnya. (*)