BALIKPAPAN, – Hotel Horison Sagita Balikpapan menjadi saksi pelantikan Dewan Pengurus Daerah Pemuda Tani Indonesia Kalimantan Timur untuk periode 2024-2029. Akbar Patompo, tokoh muda asal Berau ini terpilih sebagai ketua DPD Pemuda Tani Kaltim melalui secara aklamasi.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan perwakilan instansi, termasuk Pemprov Kaltim, Pemkot Balikpapan, Kepolisian Daerah Kaltim, Komando Daerah Militer VI/Mulawarman, serta anggota DPRD Balikpapan. Kehadiran mereka, menegaskan dukungan terhadap organisasi yang bertujuan meningkatkan sektor pertanian di Kalimantan Timur.
Dalam sambutannya, Akbar Patompo menegaskan komitmennya untuk segera terjun ke lapangan, memberikan dukungan langsung kepada petani.
Ia juga berencana menjalin kerja sama dengan berbagai instansi pertanian untuk memajukan sektor ini, serta melibatkan generasi muda dalam mencapai swasembada pangan.
“Upaya kami adalah merangkul anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam sektor pertanian,” ujar Akbar.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Pemuda Tani Indonesia, Prabowo Subianto, serta Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia, Budisatrio Djiwandono, turut menyampaikan dukungan atas pembentukan Pemuda Tani Kaltim.
Dukungan itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia, Suroyo Jr, Budisatrio menekankan pentingnya melibatkan generasi muda untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pertanian.
Budisatrio yang juga anggota DPR RI dapil Kaltim itu menyarankan DPD Pemuda Tani Indonesia Kaltim untuk menjalin komunikasi yang erat dengan berbagai pihak, baik di tingkat daerah maupun pusat, guna mewujudkan pertanian yang lebih baik dan sejahtera.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana mengapresiasi kehadiran Pemuda Tani Indonesia di Kaltim. Ia menyebut, organisasi ini memiliki visi yang sejalan dengan upaya menyelesaikan permasalahan dalam sektor pertanian dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Siti juga menyoroti berbagai kendala yang dihadapi pertanian di Kaltim, seperti tanah yang kurang subur, konversi lahan, dan rendahnya minat generasi muda dalam bertani.
Namun, ia percaya bahwa Pemuda Tani Indonesia Kaltim dapat menjadi solusi dengan pendekatan inovatif dan pemanfaatan teknologi modern.
“Dengan langkah yang tepat, kita bisa mencapai pertanian yang produktif dan berkelanjutan bagi generasi muda,” tutupnya. (*)