Catatan: GANAWAN WIBISONO

LELAHNYA perjalanan panjang sekitar 5 jam seolah terbayar saat memasuki kampung Biduk-biduk. Bagaimana tidak, kampung yang sangat indah dengan hamparan pantai putih landai yang sungguh menakjubkan.

Lambaian daun nyiur tinggi manjulai seolah memanggil untuk terus bertahan lama memandang kebesaran ciptaanNya.

Kampung Biduk-biduk yang terletak di Kecamatan Biduk-biduk Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan kampung yang penduduknya berasal dari Sulawesi. Nama “Biduk-biduk” berasal dari bahasa Bugis yang berarti tempat yang banyak disinggahi oleh kapal-kapal nelayan.

Letak Biduk-biduk yang strategis dengan pemandangan yang indah merupakan tempat singgah yang menarik bagi nelayan untuk beristirahat. Sejarah terbentuknya kampung Biduk-biduk terdiri atas dua versi.

Menurut versi pertama yang dikemukakan oleh sesepuh kampung bahwa sejarah berawal dari menikahnya Putri Solok yang berasal dari Filipina dengan Mahmude yang berasal dari Sulawesi dan bermukim di Pulau Kaniungan.

Tahun 1909, Kalla yang merupakan keturunan Putri Solok dari Filipina dan Mahmude mencari nelayannya yang belum kembali pulang dan sedang singgah di suatu tempat. Kalla menemukan kapal-kapal nelayannya singgah di suatu tempat yang ramai dengan kapal-kapal nelayan lain.

jalan biduk

Tempat yang strategis, potensi ekonomi dan pemandangan yang indah menjadi daya tarik bagi Kalla.

Tahun 1912, Kalla dan keluarganya pindah ke Biduk-biduk dan Mahmude menjabat sebagai Kepala Kampung di desa Biduk-biduk. Menurut informasi sesepuh desa, perekonomian masyarakat desa Biduk-biduk meningkat, saat Kalla bermukim di sana.

Lokasi yang strategis sebagai tempat persinggahan kapal, menjadikan kegiatan perniagaan berjalan lancar dan pendapatan masyarakat meningkat. Kalla menjadi orang yang sangat berpegaruh di Biduk-biduk saat itu.

Versi kedua menceritakan bahwa nama kampung “Biduk-biduk” diambil dari sejarah zaman perampokan. Pada zaman itu banyak perahu kecil perampok yang berlabuh dan singgah di tempat itu.

Perahu-perahu dari pulau Kaniungan juga singgah berlabuh di tempat yang sama untuk melanjutkan perjalanan ke Tanjung Buaya.

Setelah era perampokan, pada tahun 1910 datanglah dua suku Bajau yaitu Si Keppang alias Majahaba sekeluarga dan Ma Sulung sekeluarga dan membuka kebun. Pada tahun yang sama, berdatangan juga orang-orang dari Pulau Kaniungan dan Sulawesi Tengah.

LC2

Tempat itu diberi nama Biduk-biduk yang artinya perahu-perahu kecil. Kepala Kampung pertama kampung Biduk-biduk dijabat oleh Mahmude dari tahun 1912-1937. Pada tahun 2003, terpilihlah H.

Darmani sebagai Kepala Desa untuk masa jabatan 2003-2008 dan nama desa diubah menjadi nama kampung berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Berau.

Kampung Biduk-biduk merupakan salah satu dari 6 kampung di wilayah Kecamatan Biduk-biduk yang terletak di sebelah pesisir selatan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kecamatan Biduk-biduk terdiri dari kampung Pantai Harapan, Tanjung Perepat, Biduk-biduk, Giring-giring, Teluk Sulaiman dan Teluk Sumbang.

Tipologi kampung Biduk-Biduk-biduk merupakan daerah dataran rendah, sebagian daerahnya perbukitan dan daerah pesisir dengan garis pantai sepanjang ±15 km. Kampung Biduk-biduk memiliki luas wilayah kurang lebih 14.865,47 hektare yang terbagi atas 4 wilayah Rukun Tetangga (RT).

Secara geografis Kampung Biduk-biduk berbatasan di sebelah utara dengan Kampung Pantai Harapan, sebelah barat dengan Kabupaten Kutai Timur, sebelah selatan dengan Kampung Giring-giring dan sebelah timur dengan Selat Makassar.

Sekarang kampung sudah semakin maju. Geliat wisata membuat masyarakat mengambil peran untuk mendapatkan rezeki di sektor ini. Sudah mulai muncul penginapan  hotel kecil atau homestay berbasiskan masyarakat.

penginapam biduk scaled

Kalau di akhir pekan atau musim libur, tempat menginap ini biasanya full booked. Dengan harga kisaran 200 ribuan per malam, wisatawan lokal sudah bisa menginap dengan nyaman. Saat berkunjung, saya mendapatkan penginapan cukup murah dengan fasilitas yang cukup.

Dengan adanya peningkatan kemajuan, biasanya juga berpotensi menimbulkan masalah sosial. Keberadaan kepolisian sektor Polsek menjadi sebuah kebutuhan agar wilayah ini menjadi aman.Keberadaan masjid yang sangat megah juga membuat pengunjung semakin nyaman.

Sekarang juga muncul toko2 atau warung yang menawarkan segala macam keperluan warga. (*)

 

CATATAN: Isi dari tulisan di atas ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.