Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,-Pernyataan calon wakil Bupati Berau nomor urut 01, Agus Wahyudi, yang menyebut peran kelompok sadar wisata (Pokdarwis) tidak strategis atau kurang “menggigit” ditanggapi oleh Ketua Pokdarwis Desir Kampung Bidukbiduk, Randi Ade Candra.

Setelah menyaksikan jalannya debat calon bupati dan wakil Bupati Berau di salah satu TV Nasional, dia mengaku kaget dengan pernyataan yang disampaikan Agus Wahyudi tersebut.

Menurutnya, melalui Pokdarwis lah gerakan gerakan masyarakat dilevel “tapak” dapat diakomodir dan menjadi lidah penyambung masyarakat ke Pemkab Berau.

Padahal kata dia, Pokdawis adalah lembaga kampung yang mempunyai peranan utama meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di level tapak atau bawah.

Sehingga, masyarakat bisa menjadi aktor dan penerima manfaat utama disektor wisata, bahkan menjadi local champion.

Menurutnya, Pokdarwis sampai saat ini masih berperan sebagai lembaga sosial, yang terus mengkampanyekan agar masyarakat menjadi pelaku wisata.

Terutama dengan mengolaborasikan berbagai latar belakang dan potensi masyarakat di level bawah.

“Jadi, jika wisata bisa survive maka yang harus dibangun adalah kekuatan di level tapak,” katanya, Minggu (17/11/2024).

IMG 9849

Tidak hanya itu, jika pokdarwis juga dikaitkan dengan isu lingkungan, maka pokdarwis lah salah satu lembaga yang terus mengkampanyekan untuk mengedepankan wisata berkelanjutan.

Baik dari pelaku wisata maupun wisatawan, sesuai dengan sapta pesona wisata yang menjadi roh pokdarwis.

Di Biduk Biduk saja jelas Candra, melalui dukungan masyarakat, pokdarwis berhasil memulihkan sektor wisata yang sempat terombang-ambing.

Pokdarwis juga, menjadi corong masyarakat untuk memasarkan destinasi wisata di level nasional dan global.

“Memang saat ini, pokdarwis masih banyak kelemahan. Tapi melihat perkembangan yang signifikan dari 3 tahun terakhir. Tidaklah pantas kita pesimis,” paparnya.

Pokdarwis juga kata dia, menjadi kekuatan bersama, karena bisa mendorong masyarakat menjadi aktor utama pengembangan wisata. Yang kemudian berdampak pada kesejahteraan, dan kehidupan yang berkelanjutan di masyarakat.

Jadi untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Berau, pemerintah tetap perlu membangun kolaborasi dengan pokdarwis secara terukur tanpa terkecuali dengan lembaga lain di desa.

Adapun hasil kolaborasi yang saat ini bisa dirasakan langsung, yakni event tahunan Kemenparekraf, yang berhasil melenggangkan beberapa desa wisata di Bumi Batiwakkal menjadi finalis 300, 100 dan 50 besar kompetisi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024.

“Yang menumbangkan ribuan desa wisata di Indonesia. Bahkan berhasil mendatangkan mentri Sandiaga Uno ke Kabupaten Berau,” katanya.

“Saat ini, Pokdarwis sedang mengikuti sertifikasi Good Travel Seal untuk meningkat kunjungan wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Melalui Pokdarwis pula, bermunculan kampung-kampung wisata baru, seperti Buyung-buyung, Pulau Besing dan lainnya. Tidak cukup sampai disitu, dengan adanya Pokdarwis, dana dari berbagai kementerian, termasuk Bank Indonesia (BI) terus mengalir ke Berau.

“Artinya, Pokdarwis telah berprogres. Dan, InshaAllah Berau akan memanen hasilnya beberapa tahun yang akan datang,” paparnya.

Saat ini terang Candra, yang perlu dibangun adalah bagaimana semua pihak berbagi peran dalam mengembangkan sektor pariwisata. Sehingga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik, dan mancanegara.

Kemudian secara bersamaan meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, dan berkontribusi kepada pendapatan asli kampung dan daerah.

“Jadi, tetap semangat membangun wisata dari level tapak, sampai Berau menjadi target wisatawan global, yang mengedepankan konsep konsep berkelanjutan,” pungkasnya. (/)