Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat menjadi bagian yang mendapat sorotan Bupati Berau, Sri Juniarsih, kala beranjangsana di gedung baru Rumah Sehat Baznas (RSB) yang baru resmi dioperasikan pada Sabtu (27/7/2024) lalu. Pemenuhan tenaga kesehatan (nakes) di RSB memprioritaskan nakes lokal

Saat itu Umi Sri-sapaan bupati, menyampaikan kekhawatirannya saat kondisi RSB dipenuhi banyak pasien. Sementara, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) kesehatan di RSB saat ini masih sangat terbatas.

“Kebutuhan nakes ini harus jadi perhatian. Jangan sampai kewalahan untuk menangani banyak pasien dalam satu waktu bersamaan,” ungkap Umi Sri.

Saat ini diketahui terdapat 8 nakes yang aktif bekerja di RSB. Masing-masing nakes tersebut mengoperasikan tujuh jenis pelayanan, diantaranya, Poli Umum, Poli KIA dan KB, Imunisasi.

Selain itu, Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Ruang Tindakan, Instalasi Farmasi, serta Kelas Ibu Hamil dan Pijat Bayi.

29C BAZNAS 2

Sementara, untuk pelayanan lainnya yang berada di luar ruangan gedung, Pengecekan Darah, Pencegahan Stunting, Unit Kesehatan Keliling dan Homecare.

Untuk pelayanan, RSB akan membuka pelayanan setiap hari, kecuali hari minggu dan hari libur nasional.

Pada pukul 08.00 sampai 14.00 Wita, khusus Jumat, pada 08.00 sampai 13.00 Wita. Kemudian untuk pendaftaran, dibuka pada pukul 08.00 sampai 11.00 Wita, pada Jumat pukul 08.00 sampai 10.00 Wita.

Dalam memenuhi kebutuhan operasional SDM di RSB, saat rekrutmen nakes, pihak RSB berkomitmen untuk membuka kesempatan bagi nakes lokal untuk mengisi kebutuhan nakes rumah sehat.

Menjawab itu, Deputi 2 Bidang Pendistribusian dan Pandayagunaan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Imdadun Rahmat, mengatakan pihaknya mengupayakan operasional rumah sakit diisi oleh nakes lokal yang berasal dari Berau.

“Kami berharap memang dari Berau sendiri. Mudahan kalau kami butuh dokter, di Berau ada dokter, apoteker, perawat dan lainnya, semua ada dari Berau,” ungkap Rahmat, menjawab pertanyaan wartawan saat menggelar jumpa pers.

Kendati demikian, ditegaskan, bahwa RSB akan melakukan setiap penjaringan secara profesional dan menyesuaikan dengan kebutuhan operasional rumah sehat.

Sehingga, saat membutuhkan tenaga dokter ahli yang tidak ada di Berau, maka pihaknya akan mendatangkan dokter tersebut dari luar daerah.

“Tentu pengelolaan kami ini secara profesional,” ujarnya.

Dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan operasional RSB, Rahmat menerangkan, bahwa seluruh kebutuhan pengembangan dan pembiayaan berasal dari 3 sumber anggaran. Dari Baznas pusat sebesar 60 persen.

Sementara, sisanya dipenuhi oleh Baznas di tingkat provinsi dan kabupaten yang masing-masing dibebankan pembiayaan 20 persen.

Sepenuhnya pendanaan tersebut bersumber dari dana umat yang dikelola oleh Baznas dan tidak lepas pula melalui pendanaan dari sumber resmi pihak ketiga, seperti pemerintah daerah dan perusahaan.

“Tentu kami berterimakasih kepada Berau Coal atas perannya membangun RSB ini,” ujarnya.

Dia juga menyampaikan, program pengembangan RSB akan dilakukan secara bertahap. Menyesuaikan pada kondisi dan situasi rumah sehat yang akan datang.

Bila dibutuhkan penambahan SDM, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan rekrutmen oleh pengelola RSB.

Diketahui, RSB yang baru-baru ini diresmikan merupakan RSB pertama yang beroperasi di Bumi Borneo. Dari total 22 RSB yang saat ini beroperasi di seluruh Indonesia.

“Pengembangan akan menyesuaikan dengan kebutuhan operasional RSB,” tegasnya. (*)