Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Keroncong Sanggam Abadi yang berdiri sejak 1987 di Kabupaten Berau masih terus mengalunkan tembang-tembang lawas hingga ke generasi ke dua. Grup ini, menjadi satu-satunya grup musik di “Bumi Batiwakkal” dengan aliran Keroncong.

Sesuai dengan filosofi Sanggam Abadi, yang memiliki arti Bagus (sanggam) dan abadi, mempunyai harapan agar grup keroncong itu tetap tumbuh dan berkembang selamanya.

Meski begitu, Handoko, selaku perwakilan dari Keroncong Sanggam Abadi mengatakan, masih harus mencari regenerasi pegiat musik keroncong, yang tidak dipungkiri masih sulit mencari regenerasi di Berau.

“Penting bagi kami untuk memilki regenerasi, ya untuk menjaga grup keroncong ini agar tetap ada di Berau,” bebernya kepada berauterkini.co.id, Minggu (28/7/2024).

29B KERONCONG 2

Sebelumnya, Keroncong Sanggam Abadi sempat vakum selama 5 tahun. Selama durasi vakum, tidak ada undangan untuk tampil manggung, sehingga banyak anggota mementingkan kesibukan lainnya.

Namun, menyadari perlunya aliran berbeda di Berau dan niat melestarikan musik khas, para anggota bertemu dan berdiskusi kembali menghidupkan aliran keroncong di Kabupaten Berau.

“Keroncong ini punya aliran yang khas. Alat musiknya juga berbeda. Kami masih merasa perlu hadir di Berau,” tuturnya.

Adapun alat musik yang mereka gunakan, yakni permainan biola, flute, gitar dengan tali 3 yang biasa disebut Gitar Cuk atau Tenor, Gitar melodi dan gitar bas. Tentunya mereka juga memiliki vokalis untuk melengkapi aksi di panggung.

Kegiatan mereka biasanya selain tampil pada acara hajatan pernikahan, kadang kala ada undangan dari lingkungan pemerintahan untuk event tertentu.

29B KERONCONG 3

“Pernah juga tampil di Jakarta memenuhi undangan dari HIMKRI (Himpunan Musik Keroncong Indonesia) mewakili Kabupaten Berau,” ungkapnya.

Untuk proyek terakhir yang dilalui, yakni tampil pada Peringatan HUT Ikapakarti Ke-21 di Lapangan GOR Pemuda.

Menurut Handoko, harapan mereka agar tetap eksis dan berjalan, perlu sekali ada suport dari lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau maupun perusahaan yang ada di Berau.

Terutama dalam pemenuhan alat musik. Alat musik lengkap yang diharapkan dapat menarik para peminat keroncong lainnya.

“Perlu ada space kami untuk berkreasi, jika itu dipenuhi, ada peluang untuk mencari penerus dan penikma musik,” ungkapnya.

“Keterbatasan alat musik dan pendukungnya kadang menjadi hambatan kami, campur tangan pemerintah tentu sangat kami harapkan,” harap Handoko dan lainnya. (*)