|
Editor : Redaksi

TANJUNG REDEB- Guna melanjutkan kerjasama dalam pengembangan Kakao di Kabupaten Berau, PT Berau Coal bersama Pusat Penilitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), PT Riset Perkebunan Nusantara menandatangani MoU, di Jember (16/2/2024).

 

Momentum ini sekaligus menjadi wujud komitmen Berau Coal, dalam mengangkat potensi kakao, serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di Kabupaten Berau.

 

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono, dan Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Iman Yani Harahap.

 

Selain itu, hadir juga beberapa jajaran manajemen dari PT Berau Coal, dsn PT Riset Perkebunan Nusantara, dan Puslitkoka.

 

Coordinator of Community Enterprise Development Dept PT Berau Coal, Yandi Rama Krisna mengungkapkan, kegiatan pengembangan kakao meliputi, studi kesesuaian lahan untuk pengembangan perkebunan kakao, dan pengembangan pembibitan komoditas kakao. Ada juga tanaman penaung, serta penaung sementara.

 

“Untuk Pengembangan budidaya kakao sekarang di Berau, sudah berdasarkan Good Agriculture Practices (GAP), dan pengembangan pasca panen, juga sudah sesuai dengan Good Processing Practice (GPP),” paparnya.

 

Kemudian, untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia, khususnya kompetensi petani dan kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya yang disepakati para pihak. khususnya dengan Puslitkoka yang telah dilakukan sejak lama.

 

“Secara historis, kerja sama antara PT Berau Coal dan Puslitkoka sudah berlangsung lama. Banyak project yang telah dilakukan, diantaranya ada survey lahan kakao di Berau dan Studi kesesuaian lahan” ungkapnya.

 

Sementara pada tahun 2024 ini kata Yandi Rama, pengembangan Kakao akan mengarah pada langkah yang lebih strategis baik dari bibit kakao maupun sumber daya manusia (SDM).

 

“Butuh bibit kakao yang sudah bersertifikat untuk menjamin petani, dalam mendapatkan kepastian terkait produktivitas kakao yang telah ditanam,” paparnya. .

 

Sejalan dengan itu, Kepala Bagian (Kabag) Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia, Indah Anita Sari pun mengungkapkan, kerja sama antara PT Berau Coal dan Puslitkoka sudah terjalin sejak tahun 2009 dan terus berlanjut hingga sekarang.

 

Yang mana, kerja sama dilakukan sejak 2009 dalam program rehabilitasi tanaman kakao. Kemudian untuk tahun 2024 kerja sama dilanjutkan, khususnya dalam hal pengembangan kakao. Seperti penyediaan benih, atau bibit kakao bersertifikat yang disesuaikan dengan lokasi pengembangan.

 

“Serta peningkatan kapasitas SDM dalam hal ini adalah petani dan pendamping kakao, bimbingan teknis budidaya dan pasca panen kakao, serta riset bersama” ungkapnya

 

Pihaknya menyambut baik, dan memberi apresiasi rencana pengembangan kakao dari Berau Coal. Sebab, pihaknya baru menemukan perusahaan yang punya inisiasi dalam hal kakao sebesar Berau Coal, yang mencapai 3 ribu hektare.

 

Berau Coal juga kata dia, memiliki komitmen yang sangat baik dalam pendampingan pengelolaan kakao di wilayah Berau. Apakah itu dari sisi hulu maupun hilir (trading), serta sosial masyarakatnya.

 

“Kami sangat menyambut baik inisiasi pengembangan Kakao di Kabupaten Berau. Mengingat sentra-sentra produksi kakao di Indonesia, saat ini mulai dikonversi ke komoditas lain sementara prospek pengembangan kakao cukup bagus” pungkasnya. (/ADV)

 

Reporter: Hendra Irawan.