TANJUNG REDEB – Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Berau menargetkan pensertifikatan 1.000 bidang tanah pada tahun 2025. Dari total 2.197 bidang tanah, terdapat 1.900 bidang tanah yang saat ini belum memiliki sertifikat.
Kepala BPKAD Berau, melalui Kepala Bidang Aset, Hasyim, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya mempercepat proses sertifikasi untuk mendukung pengelolaan aset daerah secara tertib dan mencegah sengketa lahan.
Untuk tahun 2025, BPKAD Berau menargetkan sertifikasi terhadap 1.000 bidang tanah. Sebelumnya, pada tahun 2023, pihaknya berhasil mensertifikasi 177 bidang tanah, dan pada tahun 2024 sebanyak 779 bidang tanah.
Namun, proses ini menghadapi berbagai tantangan, terutama keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan anggaran.
“Kita saat ini hanya punya tiga orang yang menangani sertifikasi dengan cakupan kerja yang sangat luas. Selain itu, efisiensi anggaran juga menjadi kendala,” kata Hasyim saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/2/2025).
Pihaknya menyiasati kendala tersebut dengan memanfaatkan teknologi, merancang strategi efisien serta memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Hasyim juga menambahkan bahwa mekanisme sertifikasi mengalami perubahan akibat pemangkasan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) hingga 80 persen. Akibatnya, kini proses sertifikasi menggunakan mekanisme rutin dengan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Untungnya kepala BPN bisa memberikan solusi yang baik sehingga kami hanya fokus pada akomodasi transportasi dan pelaksanaan kegiatan,” terangnya.
Untuk memastikan sertifikasi berjalan lancar, BPKAD Berau menerapkan strategi zonasi dengan memprioritaskan area yang memiliki potensi sengketa tinggi. Pada tahap awal, sertifikasi dilakukan di Kecamatan Maratua, khususnya di Kampung Bohe Silian dan Payung-Payung.
“Data pensertifikatan saat ini sedang dalam tahap finalisasi, dan pada 28 Februari kami akan mengajukan pengambilan data dari kampung-kampung yang belum tercover. Kami optimis wilayah Kecamatan Pulau Maratua akan clean and clear pada Maret,” tegas Hasyim. (*)