TANJUNG REDEB – Dalam kunjungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terungkap, wilayah Kabupaten Berau memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor perikanan.

Hal itu terungkap dalam kunjungannya dalam agenda pelatihan Akuakultur dengan Pendekatan Ekosistem (ADPE) atau Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA), di Hotel SM Tower, Senin (10/6/2024).

Gelaran itu dihadiri langsung Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KP Plt Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya Pregiwati. Ditemani 40-an peserta yang berasal dari instansi pemerintahan, swasta hingga para akademisi dari Berau (Kalimantan Timur) hingga Kalimantan Utara (Kaltara).

Pelatihan tersebut merupakan buah hasil kerjasama antara Kementerian KP dengan menggandeng Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Universitas Muhammadiyah Berau (UMB), Blue SEED Indonesia, dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

11b kedatangan 1

Mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih, dalam memberikan sambutan, Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said, menyatakan Berau merupakan kawasan yang tepat bagi pemerintah pusat untuk melangsungkan pengembangan alias inovasi dalam berbagai segi keilmuan.

Sebab, dengan ketersediaan kekayaan alam yang melimpah, Berau selalu siap untuk memberikan ruang dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam komitmen pembangunan bangsa di masa yang akan datang.

“Berau ini selalu seksi untuk turunnya program dari pusat, kami selalu menyambut baik agenda itu,” kata Said.

Saat ini, sebut Said, Berau dalam masa transisi pembaharuan sumber energi baru terbarukan. Sehingga program pengembangan di sektor kelautan dan pariwisata menjadi agenda penting pemerintah untuk dapat berdaya saing di dunia global secara luas.

Hal itu dibuktikan dengan produktivitas daerah kelautan di Berau yang mampu mengumpulkan kekayaan hasil laut sebanyak 450 ton dalam hitungan per hari.

Namun saat ini, keluar masuknya kekayaan laut Berau masih lewat Tarakan, sehingga masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah ke depan untuk memastikan ratusan ton ikan masuk dalam pendapatan daerah.

“Berau ini sangat kaya. Ke depan, ini akan jadi konsentrasi bersama,” ujarnya.

Diharapkan, dengan diberikannya kesempatan SDM di Berau untuk mengikuti pelatihan, dapat memberikan dampak positif dan aktif dalam menularkan ilmu pembudidayaan ikan air tawar yang nilainya cukup besar pula di Berau.

“Tentu pemerintah terus mendukung kegiatan seperti ini, akan sangat baik dalam proses transisi Berau,” katanya.

Menambahkan itu, Budiono, Kabid Budidaya Perikanan, menyatakan Berau termasuk dalam 5 wilayah yang mendapatkan program khusus percontohan ADPE.

Dimana, Berau telah menetapkan kawasan pembudidayaan ikan air tawar di 3 lokasi pertambakan, seperti Pegat Betumbuk, Suaran dan Tabalar Muara.

Luas lahan tambaknya dibagi 185 bidang dari 3 wilayah itu,” bebernya.

Kemudian, dalam memberikan sambutan sekaligus membuka agenda pelatihan, Lilly Aprilya Pregiwati, mengapresiasi atas kerja keras Pemkab Berau dalam mengembangkan dunia perikanan di “Bumi Batiwakkal”.

Saat ini, Berau menjadi lokasi percontohan dalam program KKP. Ini menandakan Berau telah dilirik pemerintah pusat untuk menjadi kawasan pengembangan inovasi yang dapat menguntungkan daerah.

“Kami komitmen untuk menuntaskan program ini, tidak hanya sekadar penggugur kewajiban,” sebutnya.

Selain itu, lahan eks tambang di Berau, katanya, sangat memungkinkan untuk dijadikan lahan untuk pengembangan budidaya perikanan.

“Ini linear dengan para tenaga ahli yang hadir dalam pelatihan ini,” sebutnya.

Diharap, dengan masuknya program KKP di Berau, akan terus menjadi agenda yang berkelanjutan dan mendapatkan pengawalan serius dari setiap elemen pemerintahan hingga sektor swasta.

“Pelatihan ini akan memberikan gambaran konkret visi pengembangan budidaya perikanan ke depan,” katanya.

Sebagai informasi, seluruh peserta akan mengikuti kegiatan pelatihan ADPE selama 2 hari ke depan, termasuk melakukan observasi langsung di titik pembudidayaan di Kampung Suaran. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h