TANJUNG REDEB – Warga miskin alias kurang mampu di wilayah Kabupaten Berau yang sebelumnya, yakni pada tahun 2022 lalu berjumlah 13.310 jiwa, namun setahun kemudian atau sepanjang tahun 2023 berkurang 50 jiwa, sehingga jumlahnya berubah menjadi 13.260 jiwa.

Angka kemiskinan di Berau perlahan mulai turun. Tahun 2023 lalu, angka tersebut turun 0,11 persen menjadi 5,54 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Supriyanto, menjelaskan pada tahun 2022 lalu, tercatat 13.310 jiwa warga Berau yang tergolong tidak/kurang mampu. Setahun kemudian, jumlah itu turun 0,11 persen atau 50 jiwa dan jumlahnya pada tahun 2023 menjadi 13.260 jiwa.

“Terjadi penurunan pada tahun 2023 kemarin. Ini trend cukup bagus,” kata Supriyanto, kepada berauterkini.co.id, Selasa (23/1/2024).

Menurutnya, ada beberapa indikator yang mempengaruhi penurunan angka kemiskinan di “Bumi Batiwakkal”, yakni seperti adanya perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak terlepas dari program-program pemerintah daerah.

Misalnya, program pengentasan kemiskinan yang dilakukan seperti pembukaan kesempatan berusaha masyarakat melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sSerta peningkatan daya beli melalui perbaikan upah dan pembukaan kesempatan bekerja.

“Jadi, kebijakan pemerintah daerah juga bisa menjadi indikator penting dalam penurunan angka kemiskinan di Berau,” katanya.

Namun, untuk mempertahankan angka kemiskinan terus mengalami penurunan dan tidak naik, pihaknya memberikan beberapa catatan.

Menurut Supriyanto, program pemerintah daerah terkait penanggulangan kemiskinan harus berkelanjutan atau bahkan ditingkatkan lagi.

Sebab, meskipun penurunan itu masih secara perlahan, namun sudah cukup baik, tinggal bagaimana program yang dibuat dapat benar-benar tepat sasaran.

“Harus dapat ditingkatkan lagi. Tidak kalah penting, yakni perluasan pembukaan kesempatan kerja serta peningkatkan kualitas SDM tenaga kerja agar dapat terus ditingkatkan,” paparnya.

Memang untuk saat ini, sebutnya, secara umum indikator makro di Kabupaten Berau masih cukup bagus. Namun, Pemkab Berau tentu harus memiliki langkah dan strategi yang mumpuni jika trend penurunan kemiskinan terus berlanjut di tahun 2024.

“Semua indikator kita itu bagus. Saya rasa, jika catatan yang saya sampaikan itu dapat terus dilanjutkan, mungkin untuk keterkaitan kemiskinan kita ke depan akan aman. Kecuali, jika terjadi kasus seperti pandemi Covid-19, waktu lalu,” pungkasnya. (/)

Reporter : Hendra Irawan

Editor : s4h