Reporter : Redaksi Berau Terkini
|
Editor : Redaksi Berau Terkini

TANJUNG REDEB,-Industri media, khususnya digital dalam kurun lima tahun terakhir, bak jamur di musim penghujan. Kelahirannya, layaknya ledakan penduduk Indonesia semasa baru merdeka. Saat Keluarga Berencana dengan jargon Cukup Dua Anak Saja belum menggema. Kala itu, penambahan jumlah warga sulit dideteksi, dan sangat susah terkendali.

Tumbuh kembang media di Indonesia, hari ini, memang semudah orang meludah. Sayang, kemudahan ini terkadang tidak diimbangi kesadaran besar dalam urusan perawatan.

Data Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalimantan Timur, pada pertengahan 2024, terdapata lebih 500 media yang masuk pendataan. Jumlah ini memang cukup fantastis. Digitalisasi memang jadi mesiu yang memudahkan ledakan kuantitas media.

Jika data dari SMSI, yang bukan satu-satunya serikat perusahaan pers, itu linier dengan jumlah daerah di Kalimantan Timur, maka rerata di tiap kabupaten kota ada 50 media.

Jumlah ini tentu memberi pengharapan akan variatifnya sajian. Pers, sebagai lembaga publik tentu akan jadi alat yang mudah untuk membuat masyarakat semakin tercerdaskan dengan banjirnya informasi berkualitas.

WhatsApp Image 2024 09 01 at 11.35.39

Sayangnya, semangat UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, belum sepenuhnya diaplikasikan. Sebagai lembaga yang juga memiliki fungsi kontrol sekaligus agen perubahan, pengelolaan media acap kali masih dalam tataran seadanya.

Kegelisahan ini juga yang jadi salah satu semangat untuk terus digemakan oleh Dewan Pers. Lembaga yang menjadi kepanjangan tangan penegakan etik jurnalistik ini, memang memikul tanggung jawab besar. Sehat sakitnya “jeroan” pengelolaan media, akan mudah diidentifikasi dari karya yang tersaji.

Sedangkan karya yang masuk kategori berkualitas, juga hanya bisa diproduksi oleh para insan pers yang beretika. Sebegitu mudahnya melakukan identifikasi dan mencari alasan atas masih rendahnya mutu sajian pers.

Semangat Dewan Pers untuk terus mengkampanyekan pentingnya verifikasi, masih kerap dibarengi sikap acuh pengelola media. Kesadaran untuk terus meningkatkan produk, juga bisa dilihat dari semangat peningkatan kualitas elemen pers. Uji kompetensi wartawan yang sejak awal 2010-an digalakkan, adalah metode standard dalam menakar kecakapan para insan pers.

Keberadaan wartawan yang telah diakui berkemampuan serta telah lolos tes dasar sebagai praktisi jurnalistik, termasuk bagian penting dalam elemen penilaian saat Dewan Pers melakukan verifikasi. Baik pada level administrasi ataupun vaktual.

Secara harfiah, Dewan Pers memang memang mendapat amanat Undang-Undang untuk melakukan pendataan. Namun, pendataan yang dimaksud juga boleh ditafsirkan dengan agenda berupa verifikasi.

WhatsApp Image 2024 09 01 at 12.05.26

Konteks ini, Dewan Pers tentu tidak hanya ingin sekadar mendata berapa jumlah media-media yang lahir. Tumbuh kembangnya media juga jadi beban moral yang ikut dipikul. Verifikasi, pada akhirnya jadi salah satu alat ukur pengelolaan media yang mengedepankan prinsip-prinsip berkeadilan dan berkelanjutan.

Dalam hal yang lebih praktis, media yang dinyatakan lolos, minimal dalam kapasitas verifikasi administrasi, juga dianggap telah memenuhi belasan kriteria dasar yang disyaratkan. Termasuk di antaranya bagaimana tata kelola perusahaan, hingga kuantitas dan kualitas sajian.

VERIFIKASI BERAU TERKINI

Semangat menata diri juga ditunjukkan dengan baik oleh Berau Terkini. Pada awal kemunculannya, media yang lahir dari rahim digitalisasi ini, tidak lebih dari sekadar media sosial. Platform Instagram jadi tulang punggungnya. Meski kini juga telah merambah ke platform lain semisal TikTok, juga Facebook.

Interaksi dengan netizen, kecepatan dan variatifnya sajian, membuat Berau Terkini mendapat sambutan hangat pengguns internet. Unsur proximitas memang sangtat kentara. Bagi warga Berau, akun Berau Terkini seperti menjadi kanal paling pas, juga sebagai wahana untuk menyuarakan aspirasi.

Kemudahan dalam menyampaikan pendapat, melalui fitur komentar yang bisa mengiringi tiap sajian, sangat disadaei jadi bagian penting dan faktor pengikat yang kuat. Kesempatan seperti ini, bisa disebut sebuah kemustahilan saat era informasi masih bersifat satu arah.

Faktor pendukung lain, adalah kemudahan akses internet. Elemen ini ternyata sangat berpengaruh pada perilaku pasar industri media. Kemudahan ini, pada akhirnya membuat pendapat bisa dengan mudah disuarakan, bahkan dari dalam ruang yang sangat privat.

Meski demikian, segala macam hal juga ada sisi yang berkebalikan. Sadar akan lemahnya sandaran hukum saat arus informasi bisa diakses dan menyertakan semua kalangan, pengelola akun Instagram Berau Terkini akhirnya memperkuat instrumen kelembagaan. Diperlukan waktu hingga empat tahun sejak pertama mengunggah sajian pada 16 Januari 2017, untuk membangun kesadaran pentingnya badan hukum.

WhatsApp Image 2024 09 01 at 11.35.40

Pada awal 2021, keberanian mengorganisasi diri pun dibulatkan. Bermodal tekad dan semangat, akun Instagram Berau Terkini akhirnya dikuatkan dengan lembaga berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Ternyata kondisi itu belum mencukupi prasyarat untuk diakui sebagai bagian komunitas pers.

Pada 2023, Berau Terkini akhirnya mendeklarasikan diri jadi perusahaan media. Tentu, setelah dilakukan upaya pembenahan dari dalam. Terdapat dua keperluan besar. Meliputi kepentingan industri, yang pasti dibarengi keperluan pengamanan.

Dengan mengikuti tata aturan Dewan Pers, maka jelas sudah “kelamin” dan status Berau Terkini. Sebagai konstituen Dewan Pers, payung hukum di saat muncul perkara pun jadi lebih jelas. UU No.40 Tahun 1999 bisa dijadikan sarana perlindungan.

Upaya memperbaiki diri itu juga berlanjut dengan usaha validasi. Segala teknis dan syarat verifikasi terus diupayakan bisa terpenuhi. Kepolosan dan minimnya pengalaman membuat Dewan Pers belum bisa serta merta menerima dokumen yang diajukan. Total, 17 kali dokumen dikembalikan, dan terus diupayakan perbaikan dan kelengkapan.

Momen bahagia dan membanggakan pun akhirnya didapat. Penghujung Bulan Kemerdekaan, jadi penanda upaya keras Berau Terkini. Pada 29 Agustus 2024, manajemen Berau Terkini mendapat pengakuan sebagai media yang telah terverifikasi secara administrasi.

Untuk level media yang lahir dan tumbuh di Bumi Batiwakkal, Berau Terkini adalah media keempat yang mampu melewatinya.

Bagi kami, verifikasi bukanlah tujuan akhir. Menjadi bagian masyarakat Berau, dan bisa terus menjalankan fungsi pers dengan baik, adalah standard baku yang ingin terus dibuktikan.

Pada akhirnya, masyarakat Berau, dan juga penikmat informasi di wilayah lain, akan dengan sangat demokratis untuk menilai. Semoga, kami akan terus jadi bagian yang memberikan pengayaan informasi. Juga bisa terus menginspirasi. Salam Redaksi. (*)

 

Robithoh Johan Palupi

Pemimpin Redaksi Berau Terkini