TANJUNG REDEB – Bulog Berau menghentikan penjualan beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sebelumnya dijual ke masyarakat selama Ramadan kemarin.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan mengatakan, ini dilakukan seiring dengan perubahan kebijakan dan fokus pemerintah pusat terhadap penyerapan padi lokal, yang kini menjadi prioritas utama.
“Tahun 2025 ini, Bulog berhasil menyerap 200 ton padi lokal dari Kampung Buyung-Buyung, yang menjadi salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Berau. Penyerapan yang mencapai 200 ton ini merupakan hasil dari satu kali panen,” ungkap Rakhmadi pada Berauterkini.co.id, Selasa (8/4/2025).
Penutupan penjualan beras SPHP ini merupakan langkah sementara. Kata dia, untuk saat ini, pihaknya belum tahu bagaimana kebijakan kedepannya.
“Yang jadi fokus utama pemerintah pusat adalah penyerapan padi lokal, yang dilakukan secara bertahap,” katanya.
Penyerapan ini dilaksanakan berdasarkan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang baru diterapkan pada tahun ini, dengan target total 6.500 ton gabah yang harus diserap oleh Bulog.
Sebelumnya, penyerapan gabah oleh Bulog seringkali tidak mencapai target tersebut, dengan angka di bawah 6.000 ton, yang menyebabkan harga beras di pasaran cenderung naik.
Disampaikannya, Kabupaten Berau memiliki tiga sentra pertanian utama, yakni Kampung Buyung-Buyung, Gurimbang, dan Merancang.
“Saat ini, yang sedang panen baru Kampung Buyung-Buyung. Kami telah berhasil menyerap seluruh hasil panen pertanian ini. Tapi, pelaksanaannya bertahap untuk yang lain karena panen tidak bersamaan,” ujarnya.
Bulog diminta untuk terus menyerap hasil panen dari para petani tanpa batasan jumlah. Ini untuk memastikan bahwa semua hasil panen petani lokal bisa terserap dengan baik dan mendukung ketahanan pangan daerah. (*)