BERAU TERKINI – Wakil Bupati Berau, Gamalis, mempertimbangkan memajukan usulan penambahan truk dengan mesin sedot lumpur yang saat ini masih dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau.
Syaratnya, pekerjaan penyedotan lumpur tersebut harus dilakukan secara maksimal agar bisa menghilangkan sedimentasi yang sudah mengeras.
“Bisa kita ambil opsi itu, tapi evaluasi harus dilakukan. Menilai efektif atau tidaknya alat itu,” kata Gamalis.
Menurutnya, pengadaan alat dengan biaya yang cukup besar memerlukan pertimbangan matang agar tak sia-sia.
Diketahui, alat tersebut dibeli pemerintah pada 2024 dengan nilai Rp3 miliar. Angka tersebut belum termasuk operasional untuk menggerakkan tiga truk bantuan dalam waktu bersamaan.
“Yang ada dulu mesti dimaksimalkan,” tuturnya.
Secara teknis, kata dia, ketika memantau simulasi pengoperasian tiga truk milik pemerintah dari BPBD, DLHK dan DPUPR Berau, belum didapatkan hasil yang maksimal.
Dia meminta kepada setiap instansi merumuskan segera teknis yang tepat untuk memastikan agar alat tersebut bisa jadi jawaban untuk kebutuhan pengerukan sedimentasi di saluran drainase.
Menurutnya, saat ini yang menjadi target penyelesaian sedimentasi secara serius berada di dua titik, yakni di Jalan Pulau Panjang dan Jalan Durian III, persis di sekitaran Perumahan Berau Indah.
“Karena itu titik yang sedikit saja hujan, air tergenang. Saluran drainasenya tak maksimal,” bebernya.
Saat ini, pemerintah telah berupaya memastikan pembangunan drainase di pusat kota berjalan maksimal. Drainase yang dibangun pun didesain dapat dimasuki oleh petugas kebersihan.
Dia menyadari, mengurai banjir bukan merupakan program yang selesai dalam satu kali sentuhan pemerintah. Sehingga dibutuhkan pekerjaan yang berkelanjutan untuk merawat dan memelihara hasil pembangunan tersebut.
Gamalis mengaku menantikan hasil evaluasi penggunaan skema baru penyelesaian sedimentasi drainase itu. Bila maksimal, tak menutup kemungkinan pada 2026, pemerintah akan menambah alat baru untuk memaksimalkan kinerja alat yang ada saat ini.
“Kita harus objektif. Kalau memang bagus, kenapa tidak kita tambah alatnya,” tutupnya. (*/Adv)