Foto: Penyerahan WTP dari PT Berau Coal kepada Kampung Tumbit Dayak


TANJUNG REDEB,- Warga kampung Tumbit Dayak Kecamatan Sambaliung akhirnya memiliki fasilitas pengolahan air bersih.  Water Treatment Plant (WTP) ini diserahkan PT Berau Coal kepada pemerintah kampung.

WTP ini dibangun melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat  PT Berau Coal, yang berkolaborasi dengan DPUPR Berau itu, kini sudah dapat dinikmati oleh masyarakat di kampung tersebut.

Kepala Kampung Tumbit Dayak, Ahmad Jamlan menyebutkan hasil dari keberadaan WTP ini sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Alhamdulillah, manfaat dari WTP ini sudah dirasakan warga kami. Kami sangat berterimakasih kepada PT Berau Coal,” jelasnya.

Dirinya mengaku, sebelum dibangunnya WTP di kampungnya, masyarakat cenderung mengambil langsung air dari Sungai Kelay. Dan memang kata dia, dari segi kesehatan dinilai juga masih kurang.

“Jadi kami termasuk yang beruntung mendapat fasilitas ini. Dan pelayanan air bersih yang diterima masyarakat, tentu jauh lebih bersih ketimbang langsung mengambilnya dari sungai,” terangnya.

Sebab selain alat, PT Berau Coal juga menyiapkan SDM  dari kampung tersebut guna yang mengelola fasilitas itu. Namun dirinya meminta, PT Berau Coal untuk tetap melakukan pendampingan untuk memastikan pengelolaan alat tersebut sesuai prosedur sehingga mesin bisa berumur panjang.

Sementara itu, Manager Community Development PT Berau Coal, Himawaty mengatakan, penyediaan fasilitas WTP di Kampung Tumbit Dayak itu merupakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Berau Coal melalui yayasan Dharma Bhakti Berau Coal pilar kesehatan dan lingkungan.

Penyediaan air bersih masuk dalam pilar kesehatan yang secara langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat, khususnya di Kampung Tumbit Dayak. Yang mana air yang didistribusikan melalui WTP ke rumah warga, sudah dilakukan proses dan treatment, agar kadar kebersihannya lebih baik dari air sungai.

“Tapi tetap harus perlakuan tambahan, seperti sebelum di minum di masak dulu. Dan tentu kejernihan dan kebersihannya jauh dibanding langsung mengambilnya dari sungai,” ujarnya.

Program WTP itu sendiri diterangkannya, merupakan program kolaborasi antara PT Berau Coal dengan DPUPR. Yang mana DPUPR menyiapkan jaringan utama, sementara Berau Coal melalui yayasan dharma Bhakti menyiapkan jaringan untuk sambungan rumah (SR).

WTP tersebut juga secara tidak langsung dapat menjadi sumber pemasukan kampung. Karena pengelolaannya dilakukan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), yang juga didampingi PT Berau Coal.

“Ini dapat menjadi bisnis baru bagi BUMK Tumbit Dayak. Apalagi sekarang pengelolaannya sudah dilakukan oleh BUMK secara mandiri,” jelasnya.

Dikatakannya juga, awalnya penyerahan WTP ini dilakukan akhir tahun 2021 lalu. Namun, karena ada beberapa kendala, seperti terjadinya banjir akibat intensitas hujan tinggi, adanya kerusakan komponen yang harus dilakukan perbaikan, yang membuat serah terima tertunda.

Dirinya berharap, dengan diserahkannya WTP tersebut ke Pemerintah Kampung Tumbit Dayak diharapkannya, dapat dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Tentunya, WTP tersebut dapat digunakan meningkatkan pendapatan kampung, melalui iuran yang dikumpulkan.

Sebab dari iuran tersebut, juga digunakan untuk membiayai seluruh operasional WTP dalam mendistribusikan air bersih ke masyarakat. maupun dalam hal pemeliharaannya agar dapat digunakan dalam jangka panjang.

“Apakah ada Berau Coal ataupun tidak ada Berau Coal, fasilitas ini dapat tetap digunakan. Dan dikelola secara mandiri oleh pemerintah kampung,” pungkasnya.(*)

Editor: Rengkuh