TANJUNG REDEB, – Progres pembangunan infrastruktur yang menghubungkan seluruh kampung di pulau terdepan Maratua tersisa sekitar 1 kilometer. Pengerjaannya juga masih terus dilakukan hingga akhir tahun ini.

Hal itu seperti diungkapkan kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, (DPUPR) Taupan Majid. Untuk menghubungkan Sedangkan total panjang  jalan yang dibangun untuk menghubungkan 4 kampung yakni 38 kilometer. Ada 4 kampung yakni kampung Bohe Silihan, kampung Bohe Bukut,  Teluk Alulu dan Kampung Payung-payung.

“Pembangunan sudah berjalan sejak 2015, dan masih harus menyelesaikan beberapa progres,” ungkapnya.

Namun,  panitia anggaran belum memasukan kegiatan sebagai skala prioritas sehingga terpaksa harus digeser di tahun berikutnya. Taupan juga menjelaskan, total yang digunakan sejak 2015 sebesar Rp 235 miliar, dengan 3 sumber dana. APBD Sebesar Rp 123 miliar, Benkeu sebesar Rp 57 miliar, dan sisanya berasal dari DAK Fisik.

Apalagi, tujuan dari pembangunan ini untuk peningkatan agar investor di bidang pariwisata semakin berkembang, hal ini sudah sejalan dengan penambahan resort di sejumlah wilayah Maratua.

“Sekarang tanah-tanah masyarakat di Maratua, sudah punya nilai jual yang tinggi, karena ya itu tadi, sudah bagus jalannya, mendukung, dan ekonomi masyarakat juga terbantu sebab wisatawan sudah banyak masuk,” ungkapnya.

“Saya juga berharap, masyarakat kampung lain  seperti daerah Kelay ataupun Segah agar bisa bersabar. Memang Maratua ini masih digencarkan untuk peningkatan pariwisata, kalau daerah Segah Kelay itu masih kita urus status lahannya, karena kebanyakan KBK,” jelasnya.

Sementara itu, Taupan juga optimis bahwa provinsi juga memberikan perhatian lantaran Maratua masuk dalam kawasan strategis. Tidak hanya itu, Pulau Maratua sejak lama diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).  (*)

Editor: RJ Palupi