TANJUNG REDEB – Gangguan jaringan disebut-sebut menjadi aral dalam penerapan sistem absensi digital ASN di Bumi Batiwakkal. Masalah yang ditemui oleh para pegawai saat melakukan presensi.
Saat ini, Diskominfo Berau menjadi pilot project peralihan sistem kehadiran para abdi negara tersebut. Masih menggantungkan keandalan dari jaringan internet yang disediakan oleh produk dari Telkomsel, yakni Indihome.
Ketergantungan itu dilakukan di tengah dunia telah menggunakan keandalan fasilitas jaringan internet dari pengembang lain, seperti Starlink besutan Elon Musk.
“Iya kami masih menggunakan Indihome, karena terdapat jaminan dari sisi keamanan data,” kata Kepala Diskominfo Berau, Didi Rahmadi.
Secara teknis, Indihome disebut lebih laik dijadikan mitra dalam kerjasama pemerintah terkait infrastruktur jaringan. Kabel fiber optic yang telah sampai ke pesisir Berau, dianggap lebih memadai ketimbang Starlink.
Didi mengatakan, Starlink masih memiliki kekurangan. Suplai daya yang harus maksimal, disebut tak cocok di Berau dengan kondisi kelistrikan yang cenderung belum stabil.
Belum lagi, Starlink juga disebut masih dapat mengalami gangguan serupa dengan Indihome kala cuaca buruk.
“Jadi memang Indihome saat ini masih jadi pilihan yang tepat,” kata dia.
Kepada Berauterkini.co.id Didi mengungkapkan kelemahan Indihome. Kala Berau dilanda cuaca buruk beberapa waktu lalu, jaringan internet tak terdistribusi maksimal.
Tower jaringan kerap mengalami gangguan saat hujan lebat melanda, mengakibatkan jaringan internet terganggu.
Bahkan, dalam sehari absensi pegawai dikembalikan ke metode manual. Tanda tangan absen melalui kertas dan pulpen yang disiapkan oleh bagian administrasi di setiap OPD.
“Mau tidak mau, karena memang tetap harus absen,” ungkapnya.
Ia menyebut, pihak ketiga tetap komitmen dengan perbaikan saat kerusakan terjadi. Sebab, kondisi jaringan kembali normal tak sampai 24 jam saat jaringan terganggu.
“Sudah normal kembali hari itu juga, tak sampai sehari,” katanya.
Sementara masalah saat awal penerapan absen digital ini, masih menjadi momok. Sebab, banyak tim teknis di setiap OPD yang belum paham teknis melakukan absen digital tersebut.
“Kami masih diminta kepala OPD lain untuk sosialisasi lagi,” ujarnya.
Didi menerangkan, pihaknya masih terus melalukan pematangan sistem aplikasi yang melibatkan tim teknis dari Balikpapan. Untuk proyek tersebut, ia mengaku Pemkab Berau menggelontorkan anggaran kurang dari Rp100 juta.
“Ini masih terus kami mutakhirkan,” ujar dia. (*)