Foto: Eks Hotel Cantika kembali dibuka untuk isolasi terpusat Kecamatan Tanjung Redeb.

TANJUNG REDEB – Setelah cukup lama dinonaktifkan pasca penurunan kasus covid-19 di Berau yang cukup siginifikan akhir 2021 lalu. Kini Eks Hotel Cantika Swara terpaksa harus kembali dibuka sebagai isolasi terpusat. Pembukaan tersebut beriringan dengan penambahan kasus positif yang meningkat hingga lebih 1000 kasus sepanjang februari 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menyebut,  pembukaan Isoter sendiri adalah instruksi Bupati Berau, untuk mengharuskan setiap kecamatan memiliki Isoter. Sebelumnya, cantika swara difungsikan sebagai rumah sakit darurat.

Untuk hari pertama, akan ada penambahan 6 pasien isoter yang merupakan ibu hamil pasca melahirkan yang saat ini masih berada di RSUD Abdul Rivai. .

“Kami kembali buka, untuk memudahkan masyarakat juga dan pemantauan dari kami. Berau sendiri kenaikannya cukup signifikan dalam satu bulan terakhir,” ungkapnya, Senin (28/2/2022) kemarin.

Apalagi, Iswahyudi mengakui kasus paling banyak berada di 4 Kecamatan Kota terdekat, yakni Teluk Bayur, Tanjung Redeb, Sambaliung dan Gunung Tabur.

Saat ini, klaster yang dikhawatirkan memang masih berupa transmisi lokal, tetapi pihaknya mengakui sudah mulai kesulitan untuk mentracking lantaran, banyak kasus gejala ringan yang diabaikan, dan membentuk komunitas sendiri.

“Masih banyak yang beranggapan, kalau sedang flu batuk dan demam itu hal biasa, dan tidak isolasi sendiri, tapi malah mengabaikan. Penyebaran paling luas dari situ,” tegasnya.

Kemudian, pihaknya juga sudah membentuk kriteria yang dapat memenuhi Isoter cantika swara, yakni pasien dengan tidak adanya gejala, namun tetap melakukan isolasi mandiri dan tidak memiliki ruang di rumah. Lalu, pasien dengan gejala ringan dan tidak memiliki tempat untuk isolasi mandiri.

Adapun untuk selesai isolasi di Isoter harus melewati 10 hari setelah pengambilan spesimen, dan tambahan selama 3 hari khusus untuk gejala ringan, untuk memastikan tanda seperti batuk, sudah hilang.

Lanjut Iswahyudi, Isoter nantinya mampu menampung sebanyak 100 pasien dengan total 50 kamar yang dimaksimalkan.

“Kalau ruangan kurang, kami juga ada opsi lain untuk membuka hall di cantika,” tutupnya. (*)

Editor: Rengkuh