TANJUNG REDEB – Pembukaan bursa kerja atau job fair masih menjadi strategi andalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam menekan angka pengangguran di Bumi Batiwakkal.

Dalam setahun, agenda job fair digelar paling banyak dua kali dengan melibatkan puluhan perusahaan di Berau, baik di sektor pertanian, perkebunan, hingga pertambangan, serta industri pariwisata seperti perhotelan.

Dalam setiap gelarannya, angka tertinggi serapan tenaga kerja baik dengan keterampilan maupun tanpa keterampilan mencapai 500-an orang. Angka ini masih dianggap cukup baik dalam menekan angka pengangguran di Berau yang mencapai 5,15 persen dari usia produktif.

Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Ashari, mengatakan bahwa metode job fair masih akan digunakan pada 2025 ini. Sebab, dianggap mempermudah para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.

“Tahun ini akan digelar lagi, tapi masih dalam perencanaan,” kata Zulkifli, ditemui beberapa waktu lalu.

Perusahaan pun dipermudah dengan job fair tersebut. Tumpukan lamaran akan diterima perusahaan dalam waktu yang relatif singkat, paling lama dua hari dalam satu event job fair.

“Maka itu tetap akan jadi program prioritas,” ujar Zulkifli.

Dalam upaya mempersiapkan pencari kerja yang potensial, pihaknya juga mengadakan program sertifikasi melalui pelatihan yang difasilitasi oleh balai latihan kerja (BLK) mitra dinas.

Saat ini, perusahaan masih terbuka dalam menyambut program lintas sektor tersebut, pun dengan pemerintah daerah seperti Balikpapan dan Samarinda.

“Semoga tahun ini kita segera aktifkan BLK,” harapnya.

Zulkifli menekankan, peran sektor pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk mendukung program job fair. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor diperlukan agar pencari kerja memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

“Ini bukan hanya tanggung jawab Disnakertrans saja, tapi juga melibatkan pihak lain untuk memastikan pencari kerja memiliki keahlian yang relevan,” katanya.

Zulkifli juga menyoroti tantangan dalam menarik minat tenaga kerja lokal untuk mengisi posisi di sektor-sektor tertentu.

Meski job fair tahun lalu menyediakan banyak lowongan pekerjaan, ia mengakui bahwa banyak pencari kerja lokal lebih memilih pekerjaan di sektor pertambangan. Akibatnya, beberapa lowongan di sektor lain seperti perhotelan atau kesehatan banyak diisi oleh tenaga kerja dari luar Berau.

“Sayangnya, karena kekurangan pelamar yang memenuhi kualifikasi, mereka terpaksa mencari tenaga kerja dari luar Berau,” ucapnya. (*)