TANJUNG REDEB – Untuk menarik saldo di Bank Syariah Indonesia (BSI), Rektor Universitas Muhammadiyah Berau (UMB), Muhammad Bayu, menegaskan akan menunggu dan mengikuti instruksi teknis Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah.

Para petinggi Muhammadiyah di “Bumi Batiwakkal” pun diakui telah mendapatkan memo yang dikeluarkan PP Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei lalu.

Yang mana memo itu ditujukan ke beberapa tingkatan pengurus, seperti Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, dan Pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah.

Kepada berauterkini.co.id, Bayu mengatakan, langkah penarikan kas tersebut belum dilakukan oleh UMB. Sebab, pihaknya masih menunggu instruksi lebih lanjut kepada PP Muhammadiyah dalam teknis pengelolaan keuangan organisasi di bidang pendidikan.

“Kami lihat perkembangan ke depan. Kalau diminta untuk kas dipindahkan ke Bank Syariah lain, akan kami pindahkan,” katanya, Minggu (9/6/2024).

Diterangkan, belum dipindahkannya kas tersebut lantaran pengurus perguruan tinggi hingga saat ini belum menerima syarat dan ketentuan yang diberikan oleh pusat.

“Yang belum kami terima soal itu. Apakah semua dana harus ditarik atau justru dibagi-bagi ke Bank Syariah lain,” jelasnya.

Selama ini, institusi pendidikan tinggi terbesar di Berau tersebut, diketahui melakukan transaksi perbankan di Bank Syariah lain, selain BSI.

Aktivitas transaksi, mayoritas dilakukan untuk kepentingan pembayaran tenaga pengajar hingga staf administrasi di UMB.

Selain itu, UMB juga melakukan transaksi pembayaran uang semester mahasiswa alias Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Budi menerangkan, jalinan kerja sama UMB bersama BSI yang telah berlangsung selama setahun belakangan ini, akan ditingkatkan untuk aktivitas transaksi pembayaran iuran mahasiswa juga. Namun rencana tersebut terancam batal lantaran sikap dari PP Muhammadiyah.

Pihaknya mengaku telah melakukan komunikasi dengan pihak BSI Cabang Berau, dengan materi pembahasan seputar penarikan kas Muhammdiyah.

“Dengan adanya surat ini, akan ada pertimbangan lain. Rencananya, kami mau buat kerja sama untuk pembayaran UKT lewat BSI,” terangnya.

Ditanyakan jumlah kas yang disimpan di BSI, Budi enggan menjawab, lantaran menurutnya angka tersebut hanya dapat dikonsumsi internal UMB.

Disampaikan, jadwal kepastian langkah UMB untuk menarik atau tidaknya kas di BSI, akan dilakukan dalam sepekan ke depan, menyusul dengan penantian surat susulan resmi dari PP Muhammdiyah di Jakarta.

“Minggu-minggu inilah kita lihat. Kalau memang instruksinya tegas harus ditarik, mau tidak mau kami harus ikuti,” jawabnya. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h