TANJUNG REDEB – Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan (nakes) di UPTD Puskesmas Maratua membuat pasien dari kampung sekitar sulit mendapatkan penanganan medis yang memadai.
Herdi, seorang lansia berusia 50 tahun lebih, terpaksa menyeberangi lautan menuju Tanjung Redeb menggunakan speed boat reguler karena Puskesmas Maratua tidak mampu menangani penyakitnya.
Sekitar pukul 10.25 Wita pagi tadi, Herdi dibaringkan di lantai kapal speed boat karena tidak ada tempat khusus bagi pasien sakit.
Tujuannya adalah RSUD dr Abdul Rivai di Tanjung Redeb, tempat di mana ia diharapkan dapat mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Menurut Kepala Puskesmas Maratua, Suryan, Herdi telah memeriksakan diri di puskesmas empat hari sebelumnya. Namun, karena tidak ada dokter yang tersedia, Herdi terpaksa dipulangkan.
Kondisi vertigo yang dideritanya semakin parah, sehingga keluarganya memutuskan untuk mengantarnya secara mandiri menggunakan kapal reguler.
“Sudah diperiksa kemarin di sini, tapi tidak bisa kami tangani karena kekurangan dokter,” kata Suryan, sapaan akrabnya, Jumat (31/1/2025).
Suryan juga memastikan bahwa Herdi dibawa ke rumah sakit tanpa rujukan resmi dari puskesmas. Keputusan tersebut murni inisiatif dari keluarganya sendiri, sehingga tidak ada nakes yang mendampingi selama perjalanan.
“Tidak ada yang menemani dari nakes kami,” terangnya.
Keterbatasan ini memaksa puskesmas untuk lebih fokus pada pelayanan promotif dan preventif saja, sementara pelayanan kuratif tidak dapat dilakukan secara optimal.
“Karena memang kami kekurangan nakes,” tambah Suryan.
Sejak pengurangan nakes kontrak di fasilitas kesehatan pemerintah, jumlah surat rujukan puskesmas menurun drastis. Sebagian besar warga lebih memilih menyeberangkan pasien langsung ke kota daripada datang ke puskesmas terlebih dahulu.
“Jadi pasien rujukan berkurang, orang tidak lagi datang ke puskesmas dulu,” ujarnya.
Suryan berharap krisis nakes ini dapat segera diatasi. Ia khawatir jika situasi ini terus berlanjut, akan ada lebih banyak pasien yang tidak mendapatkan penanganan medis tepat waktu.
“Semoga segera ada solusi,” harapnya. (*)