TANJUNG REDEB – Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Berau tak semata-mata disebabkan minimnya lowongan kerja. Ketidaksesuaian antara kemampuan pencari kerja dan kebutuhan industri justru menjadi biang utamanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari mengungkapkan, kondisi ini menjadi tantangan serius bagi daerah. 

“Penduduk meningkat, peluang kerja nggak sebanding,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024 jumlah pengangguran terbuka di Berau mencapai 5,15 persen, atau setara 6.871 orang dari total angkatan kerja sebanyak 126.670 jiwa. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Zulkifli menjelaskan, banyak perusahaan sebenarnya membuka kesempatan kerja, namun para pelamar tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. 

Kesenjangan antara keterampilan dan kebutuhan industri ini memperburuk serapan tenaga kerja.

“Tentu perusahaan mencari pekerja yang punya skill,” tegasnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Pemkab Berau mendorong peningkatan kompetensi angkatan kerja. 

Salah satunya, dengan memperluas akses ke pelatihan keterampilan, baik lewat balai latihan kerja milik swasta maupun lembaga pemerintah.

“Tentu balai latihan kerja ini bisa jadi obat, ini yang sudah dikerjakan oleh Disnakertrans,” ujarnya.

Ia menyebut, pemerintah saat ini tengah mematangkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) milik daerah sebagai solusi jangka panjang. 

Rencana tersebut sudah masuk prioritas tahun ini dan akan dibangun di lahan milik pemerintah di Jalan Limunjan, Sambaliung.

“Semoga tahun ini sudah bisa terealisasi,” harapnya. (*)