Kawasan di RT 12 Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur yang kerap tergenang air.

TELUK BAYUR – Gegara sering terjadi genangan, warga RT 12 Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupatean Berau berharap, pemerinitah setempat tanggap dan berusaha melakukan normalisasi anak sungai yang membelah kawasan tersebut.

Genangan di sekitar rumah warga itu kerap terjadi, ketika hujan turun di kawasan Teluk Bayur,  sehingga lingkungan RT 12 hingga RT 13 tergenang air.

5 ANAK SUNGAI BAYUR 1

Mengambangnya air setiap hujan turun Itu dikarenakan anak sungai yang mengalami pendangkalan dan “dihiasi” berbagai sampah, termasuk botol-botol plastik dan lainnya.

Menurut warga setempat, lokasi yang terbilang cukup parah itu terjadi di kawasan Gang Moro Seneng Jalan Stasiun II. Di sini genangannya sampai merendam lantai beberapa rumah warga.

Suardi, salah seorang warga setempat, menunjukkan saluran air yang tersumbat yang diperkirakan akibat pendangkalan yang menimbulkan terjadinya hamparan sampah.

“Kondisi pendangkalan itu sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Kalau hujan, ini airnya naik dan terjadi banjir. Hampir satu kawasan  di RT ini terdampak,” terang Suardi seraya menunjukan lokasi-lokasi yang langganan banjir/genangan air, Rabu (20/12/2023).

5 ANAK SUNGAI BAYUR 2

Warga lainnya menimpali, sebenarnya kondisi anak sungai di sana sudah beberapa kali diusulkan, baik itu melalui Ketua RT, Musrenbang Kecamatan  hingga penyerapan aspirasi (Reses), namun hingga mulai musim penghujan ini belum ada sentuhan dari petugas terkait.

“Beberapa kali sudah kami usulkan, belum juga mendapat perhatian. Karena anak sungai ini, satu-satunya saluran yang dapat mengalirkan curah hujan agar tidak menggenangi pemukiman,” jelas warga lain.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kabid SDA DPUPR) Berau Hendra Pranata, menjelaskan bahwa daerah tersebut akan mendapat penanganan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Berau 2024.

“Skemanya, akan dibuatkan saluran. Kalau dia harus menyeberang jalan ya, kita buat juga nanti gorong-gorong atau sejenisnya,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera menurunkan jajarannya untuk melakukan pengawasan dan pemantauan lokasi. Hal ini untuk menentukan skema terbaik penanganan nantinya.

Langkah yang mungkin diambil adalah dengan melakukan normalisasi sungai teraebut. Namun, jika tidak dapat dilakukan normalisasi, maka akan dibuatkan penampungan kecil untuk menampung debit air.

“Kalau bisa, dijadikan sungai kembali. Itu paling baik. Lebar, natural dan airnya bisa terserap ke tanah jadi sumber air tanah. Itu lebih baik daripada membuat saluran gorong-gorong atau U Gatter,” papar Hendra Pranata. (*/)

Reporter: Hendra Irawan

Editor : s4h