TANJUNG REDEB – Minggu, 15 Juni 2025, menjadi penutup yang penuh haru dalam gelaran Bhayangkara Berau Fun Run. Salah satu puncak rangkaian Berau Youthphoria yang diinisiasi oleh Berau Terkini.
Di antara sekitar 2.000 peserta yang memadati garis start pagi itu, dua nama muncul sebagai pemenang utama, Roni Anton dan Muhammad Ilhamsyah.
Bukan hanya karena keberuntungan, tapi juga karena kisah menyentuh di balik hadiah yang mereka bawa pulang: tiket umrah gratis.
Nama pertama yang menggema dari pengeras suara panitia adalah Roni Anton, warga Kampung Tumbit Melayu, Kecamatan Teluk Bayur.
Kejutan besar menyeruak, bukan hanya bagi Roni yang masih terpaku tak menyangka dapat hadiah utama. Tapi juga bagi penonton yang tak menyangka kalau Roni adalah seorang non Muslim.
“Saya kaget. tidak menyangka. Tiket umrah? Saya tidak bisa gunakan itu,” ujar pria kelahiran 9 September 1992 itu.

Namun, alih-alih bingung atau kecewa, Roni mengambil keputusan besar dengan lapang dada. Ia menyerahkan hadiah itu kepada sepupunya, Kurniawan Suhaidi, seorang Muslim yang juga saudara dekat dalam ikatan lebih dari sekadar darah.
“Saya berikan secara cuma-cuma. Dia sepupu sekali saya. Saya yakin dia akan gunakan dengan sebaik-baiknya,” ucap Roni melalui pesan singkat di aplikasi WhatsApp.
Meski begitu, dirinya mengapresiasi dan memberikan pesan sangat positif kepada event Bhayangkara Berau Fun Run dan Berau Youthphoria garapan Berau Terkini tersebut.
Dirinya menaruh harap, ke depan, event-event itu dapat kembali digelar. Pasalnya, kegiatan itu dapat menyatukan semua kalangan dalam wadah fun run, yang tidak hanya menyehatkan, tapi juga merajut silaturahmi.
“Dengan diselenggarakan acara ini, masyarakat merasa dekat dengan Kepolisian Indonesia, khususnya Polres Berau,” terangnya.
Kurniawan Suhaidi yang dihubungi terpisah masih tak percaya. Tapi, dirinya mengaku hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan baginya.
Impian yang selama ini terukir rapi di dalam hati, namun takut diumbarnya karena dirinya tak tahu impian itu bisa terwujud atau tidak.
“Tentu saya sangat senang sekali. Ini impian saya, impian semua umat Muslim. Dan Insya Allah saya siap untuk umroh,” jelas pemuda 26 tahun itu.
Kisah Roni dan Kurniawan bukan hanya tentang tiket. Melainkan tentang kasih sayang lintas iman yang melampaui batas. Tentang ketulusan yang tak mengharap imbalan. Tentang kemenangan yang tak selalu soal medali.

Sementara itu, pemenang tiket umrah lainnya, Muhammad Ilhamsyah, masih dilanda dilema dan kebingungan. Pemuda 22 tahun yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Tanjung Redeb, itu bahkan tak tahu bahwa tiket umrah adalah hadiah utama dalam acara itu.
“Saya ikut lari cuma karena suka. Nggak ada firasat apa-apa, malah saya sempat hampir batal ikut karena badan nggak fit,” akunya.
Namun, ia memaksa diri bangkit, melangkah ke GOR Pemuda dengan niat sederhana: ingin bersenang-senang bersama teman. Tak disangka, garis finis justru menjadi gerbang menuju Tanah Suci.
Hanya, saat ini dia belum memutuskan siapa yang akan menggunakan tiket itu untuk umrah.
“Saya belum putuskan apakah akan berangkat sendiri atau berikan kepada orang tua,” ujarnya.
Bagi Ilhamsyah, pengalaman berlari pagi itu terasa seperti dituntun oleh tangan tak kasat mata. Ia mengenang perasaan hangat saat berlari di tengah kerumunan orang yang ramah, saling menyemangati, tanpa melihat siapa yang tercepat.
“Saya enjoy. Ini bukan sekadar lomba lari. Ini tentang kebersamaan,” ujarnya.
Dan, begitulah, dua tiket umrah dari Bhayangkara Berau Fun Run. Bukan hanya menjadi hadiah, tapi simbol dari semangat persatuan, toleransi, dan harapan.
Satu diberikan dengan keikhlasan luar biasa. Satu lagi datang sebagai kejutan tak terduga di tengah langkah ringan pagi hari.
Satu acara, dua pemenang, ribuan cerita. Semua berpulang pada satu tujuan. Menyatukan hati di lintasan yang sama. (*)