TANJUNG REDEB – Merogoh kocek senilai 35 ribu rupiah bagi wisatawan yang ingin berwisata ke destinasi wisata Kolam Air Panas Asin Pemapak, Biatan Bapinang, Biatan di Kabupaten Berau, bisa menikmati pengobatan secara alami.

Terkait dengan biaya yang disebut-sebut mahal itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, angkat bicara soal ramainya pro dan kontra masyarakat soal harga tiket masuk destinasi wisata Kolam Air Panas Asin Pemapak yang hanya satu-satunya di “Bumi Batiwakkal” itu.

Menurut informasi yang diterima berauterkini.co.id, bagi wisatawan yang ingin masuk ke destinasi wisata unggulan tersebut, harus merogoh kocek senilai 35 ribu rupiah dengan fasilitas berendam air panas dan berenang bersama keluarga.

Menjelaskan itu, Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, melalui Kabid Pengembangan Destinasi Wisata, Samsiah Nawir, mengatakan pengelolaan destinasi wisata tersebut diserahkan ke pihak kampung yang telah menetapkan rumus kebutuhan anggaran peruntukan biaya retribusi tersebut.

Khususnya yang memiliki peran aktif selain pemerintah kampung. Dalam perumusan itu juga melibatkan aktor di Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

“Nantinya retribusinya akan disetor ke Pemda. Sedangkan tiket masuknya akan dikelola untuk biaya operasional dan gaji karyawan,” jelas Samsiah, sapaan keseharian Samsiah Nawir, Selasa (16/4/2024).

Lebih rinci dijelaskan, dalam satu kawasan destinasi wisata pemerintah berupaya untuk mewujudkan Sapta Pesona. Dengan memastikan, sisi keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramahtamahan serta kenangan yang didapat wisatawan.

Karenanya tidak heran bila untuk menerapkan itu, kampung harus memastikan distribusi biaya untuk pemenuhan fasilitas dasar seperti air dan listrik. Kemudian membayar petugas kebersihan, tiket, administrasi, tim keamanan, pramuwisata dan unsur penting lainnya.

“Tentu personel yang dibutuhkan lebih banyak. Jadi, harapannya pengunjung bisa mengerti dengan konsep ini,” beber dia.

Dijelaskan lagi,  bila Pemapak tidak masuk dalam kategori destinasi wisata Mass Tourism atau destinasi yang mengutamakan jumlah kunjungan wisatawan.

Namun, pemandian air panas satu-satunya di Berau tersebut merupakan destinasi wisata minat khusus. Target pasar wisatawan yang ingin mendapatkan kesehatan setelah berendam di pemandian air panas.

“Air Panas Pemapak merupakan Wisata Healing yang sebenarnya untuk terapi kesehatan, mengingat banyaknya testimoni yang telah merasakan khasiatnya,” jelasnya.

Disebutkan, pemerintah telah menggelontorkan anggaran senilai Rp4,7 miliar untuk pembangunan kawasan wisata Pemapak yang pengerjaannya telah berlangsung sejak tahun lalu.

Ke depan, perlu juga dilakukan penambahan fasilitas agar semakin membuat nyaman para wisatawan. Bahkan, para pengelola juga mendapatkan tantangan untuk melakukan terobosan dalam memastikan atraksi wisata.

“Sehingga kita semua perlu ikut menjaga aset daerah yang langka dan kita banggakan ini,” katanya.

Samsiah berpesan kepada wisatawan dari manapun yang berkunjung, agar dapat memahami nilai tukar atas manfaat yang didapatkan setelah berkunjung ke Pemapak.

Selain, pihak BUMK, pemerintah kampung hingga pokdarwis yang juga memastikan setiap fasilitas yang tersedia dapat dinikmati dengan baik oleh wisatawan.

“Terima kasih kepada yang sudah memberikan apresiasinya untuk DTW Biatan Bapinang,” ucapnya. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h