TANJUNG REDEB, -Wacana memasukan bahasa daerah Berau ke dalam mata pelajaran di Berau masih terkendala tenaga pendidik. Dinas Pendidikan (Disdik) Berau mengakui kendala tersebut.

Diakui, Kasi Kurikulum Pembinaan dan Kelembagaan SD, Dinas Pendidikan Berau, Suardi, pihaknya masih kesulitan untuk mewujudkan bahasa daerah ke dalam mata pelajaran muatan lokal.

Sebab sampai saat ini belum ada sarjana tenaga pengajar yang bisa mengajarkan bahasa daerah Kabupaten Berau. Dalam hal ini yang disepakati yaitu Bahasa Berau atau Banua.

“Karena persyaratan guru itu harus S-1. Itu yang kita belum punya,” ungkapnya, Selasa (15/3/2022). Padahal,pihaknya sangat mendukung wacana ini sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya daerah.

Keberadaan Bahasa Banua semakin jarang diucapkan dalam percakapan sehari-hari. Hal itu juga tidak terlepas dsri penduduk Berau heterogen,berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia.

“Jangan sampai anak cucu kita nanti tidak tahu bahasa asli Kabupaten Berau,” ucapnya.

Selain itu, kurikulum bahasa daerah perlu disiapkan terlebih dahulu. Sebagai langkah awal, perlu ditindaklanjuti dengan membuat tim khusus bahasa daerah. Bahkan sampai saat ini belum ada yang menggali dan merumuskan kosa kata bahasa banua.

“Terkait memungkinkan atau tidak, tergantung persyaratan dulu. Pertama, dibentuk tim untuk merumuskan tools-toolsnya. Dari kelas 1-6 SD harus ada kurikulumnya,” jelasnya.

Dijelaskannya, kurikulum merupakan rangkaian materi yang nantinya bisa digunakan sebagai acuan dalam membuat buku pelajaran bahasa daerah.

Secara garis besar apa saja yang diajarkan akan termuat di dalam kurikulum.

“Nanti si penulis buku bisa melihat kurikulum tersebut terkait apa yang dipelajari dari kelas 1-6 SD. Jadi lebih mudah. Karena memang idealnya punya bukunya dulu. Jadi, waktu tidak habis untuk menulis di papan tulis,” imbuhnya.

Solusi sementara, disepakati Bahasa Banua akan digunakan semua guru sebagai bahasa pengantar di dalam kelas sebelum memulai pelajaran.

Suardi menambahkan, pihaknya pernah mengetahui bahwa sempat ada kamus Bahasa Banua yang dibuat oleh salah satu guru asli suku Berau. Tetapi, keberadaan kamus tersebut saat ini belum diketahui.

“Seharusnya kamus itu memang diperbanyak. Itukan salah satu yang tak kalah penting,” bebernya. (*)

Editor: Rengkuh