TANJUNG REDEB-Bupati Berau, Sri Juniarsih, beberapa waktu lalu mengikuti rapat evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV yang digelar Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penanganan dan Pemulihan Ekonomi.

Dalam rapat tersebut, Airlangga, meminta daerah yang masuk dalam PPKM Level IV agar mementingkan perekonomian masyarakat terdampak. Menanggapi hal tersebut, Sri Juniarsih, mengatakan, Pemkab Berau, tidak tinggal diam, selain menekan laju angka penularan, pihaknya juga berkonsentrasi agar perekonomian di Berau tidak semakin terpuruk, akibat badai pandemi.

“Kami memang masih menunggu arahan pemerintah pusat, tapi memang ada wacana perpanjangan PPKM Level IV mulai 26 Juli hingga 10 Agustus 2021,” katanya.

Ia melanjutkan, pihaknya tidak pernah berpangku tangan dalam mengatasi permasalahan ini. Di sisi lain, pihaknya mematuhi peraturan dari pusat. Dan menerapkan kebijakan tersebut, dengan sebaik-baiknya di Berau. agar tidak terjadi permasalahan, antar masyarakat dan kebijakan provinsi.

Ia melanjutkan, untuk kebutuhan dalam penanganan Covid-19 seperti contohnya oksigen, Berau masih memiliki cukup pasokan, bahkan beberapa waktu yang lalu sempat mengirimkan oksigen ke Kabupaten Bulungan.

Namun, karena Kabupaten Berau sendiri terus mengalami lonjakan, sehingga nantinya kebutuhan akan oksigen juga bertambah. Maka kemungkinan oksigen yang biasa dipasok ke Bulungan akan dihentikan sementara.

“Karena kita mengutamakan warga Kabupaten Berau,” tegasnya.

Terkait vaksin yang masih belum mencukupi di kabupaten Berau, orang nomor satu di Kabupaten Berau ini mengaku semaksimal mungkin untuk terus mengkomunikasikan hal tersebut dengan pemerintah pusat. Sehingga Berau yang juga termasuk zona PPKM Level IV di luar Jawa dan Bali mendapat prioritas jatah vaksin.

“Sudah saya sampaikan bahkan melalui TNI-POLRI, dari manapun sumber vaksin tersebut, intinya kami menginginkan agar segera masyarakat Berau menerima vaksin. Mengingat pemberian vaksin di Kabupaten Berau masih sangat rendah, hanya sekitar 12 persen untuk pemberian vaksin pertama dan 9 persen untuk vaksin kedua,” sambungnya.

Mengingat kondisi masyarakat semakin banyak yang terpapar Covid-19, rumah sakit juga telah melebihi kapasitas untuk menampung pasien Covid-19, sehingga para tenaga kesehatan (nakes) harus bekerja extra untuk melayani masyarakat.

“Jadi mudah-mudahan apa yang menjadi harapan kita bersama yakni mewujudkan Berau zero Covid-19 dapat segera terwujud. Tak lupa saya terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat menerapkan protokol kesehatan, yakni 5M. Bersama kita menekan penyebaran Covid-19 di kota kita tercinta ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Iswahyudi menuturkan, jika dilihat saat ini kasus terkonfirmasi memang tidak terbendung lagi. Jangan sampai ke depannya Berau menghadapi seperti kasus yang ada di India.

 “Dalam rapat juga telah disebutkan, karena kita termasuk zona PPKM Level IV. Sehingga hal-hal yang penting seperti obat dan vaksin agar Berau ini disegerakan,” jelas Iswahyudi.

Ia menambahkan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kaltim juga telah meminta. Hanya tinggal menunggu respon dari pemerintah pusat.

“Seperti dikatakan sebelumnya vaksin akan segera dikirim tetapi hingga dua minggu belum juga tiba, sehingga kita terus menerus menekan pusat,” sambungnya.

Terkait dengan kebutuhan oksigen, Iswahyudi mengungkapkan, saat ini telah mulai banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri yang membutuhkan oksigen tersebut. Menurutnya kebutuhan akan oksigen telah meningkat, tetapi ia mengaku pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Sudah mulai ini saya terima banyak masyarakat yang mencari oksigen untuk mereka yang sedang isolasi mandiri,” tuturnya.

Terlepas dari kondisi rumah sakit yang saat ini sedang over kapasitas, menurutnya bagi pasien yang mengalami gejala ringan memang lebih nyaman untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, sebab tingkat stress akan jauh berkurang daripada dirawat di rumah sakit.

“Artinya tidak stress melihat kondisi orang lain yang mungkin sewaktu-waktu bisa drop, sehingga berpengaruh juga ke diri sendiri, terlebih juga jika dirumah kan masih bisa bertemu keluarga walaupun harus menjaga jarak minimal tiga meter,” pungkasnya. (*)

Editor: Bobby Lalowang