TANJUNG REDEB– Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penggunaan Herbisida, Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (ALISHTER) bersama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau mengelar pelatihan terhadap puluhan petani di Kampung Pilanjau.

Para petani yang diberi pelatihan sebanyak 65 orang. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (FPOPT) DTPHP Berau, Bambang Sujatmiko, menyampaikan tujuan pelatihan untuk mengoptimalkan dampak negatif sekecil mungkin dari penggunaan Herbisida berbahan aktif.

Herbisida ini merupakan teknologi pertanian yang telah berkontribusi untuk memajukan pertanian, khususnya untuk mengendalikan gulma.

Herbisida sangat penting untuk mengendalikan tumbuhan pengganggu pada lahan usaha tani.

Namun, dampaknya jika tidak dikendalikan akan terjadi kompetisi makanan, air dan cahaya pada tanaman utama.

“Penggunaan Herbisida yang tidak sesuai dengan SOP atau berlebihan akan menggangu keseimbangan lingkungan,” jelas Bambang.

Tahun 2023, sebanyak 100 orang petani diikutkan dalam pelatihan yang berlokasi di Kampung Campursari.

“Setiap tahun pelatihan ini rutin dilakukan bekerja sama dengan pihak swasta yang tergabung, yaitu ALISHTER,” jelasnya kepada berauterkini.co.id, di lokasi pelatihan Kampung Pilanjau, Sabtu (18/5/2024).

Pihaknya berharap, pelatihan penggunaan Herbisida dapat bermanfaat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.

“Petani sekitar kawasan perusahaan diutamakan menjadi obyek pelatihan,” harapnya. (*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h