TANJUNG REDEB –  Rencana Pertemuan Tatap Muka (PTM) bagi pelajar SMP Negeri 01 Biduk-biduk pada 11 Oktober mendatang terancam gagal. Pasalnya  pintu masuk halaman SMP Negeri 1 Biduk -biduk disegel. Penyegelan itu dilakukan oleh ahli waris yang mengklaim lahan sekolah. Apalagi dalam spanduk merah yang terpasang di pintu gerbang, penyegelan ini, diduga buntut dari pembebasan lahan yang belum selesai sejak tahun 1983 silam.

Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Berau, Adang Salik membenarkan penyegelan tersebut. Ia mengaku, sekolah tersebut sudah didirikan sejak tahun 1983 silam. Hanya saja ia belum mengetahui secara pasti apakah ahli waris tersebut memiliki sertifikat tanah atau tidak.

“Aneh saja, jika memang dibangun puluhan tahun lalu, dan Dinas Pendidikan tidak menyelesaikan surat menyuratnya,”ujarnya, Kamis (07/10/2021)

Akan tetapi, menurut informasi yang diterima pihaknya lahan SMP tersebut tersebut merupakan hibah dari orangtua ahli waris yang saat ini sudah meninggal dunia. Usai menerima hibah saat itu, pemerintah daerah melalui Departemen pendidikan saat itu bergerak dengan membangun gedung SMP tersebut.

“Memang ada laporan dari kepala sekolahnya. Soal penutupan sekolah itu. Ahli warisnya dari M. Arif, beliau sudah meninggal. Dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2021, pada pukul 09.00 wita disegelnya itu,”jelasnya.

Adang yang baru menjabat satu bulan tersebut masih akan melakukan penelusuran. Sebab, saat ini berkasnya tidak ada di Dinas Pendidikan.

Akan tetapi, jika ternyata memang ahli waris itu memegang sertifikat resmi dan bukti hibah lahan tersebut tidak ditemukan maka Pemkab Berau wajib melakukan pergantian lahan.  Mengingat di atas tanah tersebut, terdapat aset milik Pemkab Berau yakni bangunan sekolah.

“Terkait hitam di atas putih, itu masih ditelusuri. Berkasnya sudah tidak ada disini. Itu tahun berapa keluar sertifikatnya. Apakah sesuai dengan lahan yang digunakan. Akan diproses di Dinas Pertanahan,”ucapnya.

Padahal pada anggaran perubahan tahun ini, Disdik berencana melakukan penambahan bangunan pada sekolah tersebut. “Karena permasalahan lahan ini ya, jadi di stop dulu. Kami juga telah bersurat kepada ahli waris,”ujarnya.(*)

Editor: RJ Palupi